Santai Berjemur, Buaya di Krueng Meureubo-Aceh Barat Jadi Tontonan Warga

Buaya yang diperkirakan sepanjang lebih dari 3 meter itu terlihat santai berjemur di atas batang kayu yang tersangkut di tepi sungai.

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Seekor buaya liar menghebohkan warga Desa Beureugang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (26/7/2025) sore.

Kemunculan buaya di permukaan Sungai Krueng Meureubo menjelang senja, menarik perhatian puluhan warga yang penasaran dan berbondong-bondong menyaksikan dari seberang sungai.

Buaya yang diperkirakan sepanjang lebih dari 3 meter itu terlihat santai berjemur di atas batang kayu yang tersangkut di tepi sungai.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB dan sontak menjadi tontonan langka sekaligus mengundang kekhawatiran masyarakat sekitar.

“Buaya itu kelihatan diam saja, tidak bergerak. Panjangnya kami perkirakan lebih dari tiga meter,” ujar Bustami, salah satu warga Beureugang yang juga anggota Satpol PP Aceh Barat yang ikut menyaksikan langsung di lokasi.

Menurut kesaksian warga, hewan predator air tawar tersebut mulai terlihat sejak pukul 17.00 WIB.

Ia hanya berdiam diri di atas kayu sambil menikmati sinar matahari sore, hingga akhirnya menyelam kembali ke sungai sekitar pukul 18.10 WIB.

Diduga, buaya itu memilih menceburkan diri kembali ke sungai karena merasa terganggu oleh kehadiran banyak orang yang mengamatinya dari kejauhan.

Kemunculan buaya liar ini semakin memicu perhatian karena diduga kuat sebagai buaya yang sama dengan yang sempat dilaporkan menerkam warga di kawasan Desa Pasi Teungoh beberapa waktu lalu.

Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang, warga mulai mengaitkan kemunculan ini dengan kejadian sebelumnya yang menimbulkan trauma dan kekhawatiran.

“Kami curiga ini buaya yang pernah muncul dan membuat warga takut di desa tetangga. Sudah pernah ada kejadian buaya menerkam warga,” tambah Bustami.

Baca juga: Sempat Terkam Warga, Kini BKSDA Pasang Perangkap Buaya di Krueng Meureubo Aceh Barat

Meski buaya adalah satwa buas, tak sedikit warga yang justru melihat kemunculan ini sebagai momen langka.

Beberapa warga terlihat mengabadikan penampakan buaya tersebut dengan kamera ponsel, bahkan berswafoto dari kejauhan dengan latar sungai tempat buaya itu terlihat dari kejauhan.

Pihak keluarga pun terlihat berjaga-jaga agar anak-anak tidak terlalu dekat dengan pinggiran sungai, meskipun buaya berada di seberang.

“Kami tetap hati-hati, hanya melihat dari jauh. Karena bagaimana pun, itu buaya liar,” ujar Abdullah, salah satu warga lainnya saat pulang dari Suak Awe menuju Meulaboh sempat singgah menyaksikan buaya itu.

Terkait hal tersebut, warga berharap pihak berwenang segera turun tangan mengantisipasi potensi serangan.

Terutama karena buaya muncul di kawasan yang tidak jauh dari aktivitas masyarakat sehari-hari, seperti memancing dan mandi sungai.

Masyarakat juga mengimbau satu sama lain, untuk mengurangi aktivitas di tepi sungai dan meningkatkan kewaspadaan, terutama pada pagi dan sore hari ketika buaya sering kali muncul ke permukaan.

Sebelumnya, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, pada Sabtu (19/7/2025) lalu, menyatakan, bahwa pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan BPBD Aceh Barat telah memulai penanganan dengan memasang perangkap sejak satu pekan yang lalu di Gampong Pasi Teungoh, Kecamatan Kaway XVI dengan tujuan nantinya dapat dievakuasi ke tempat lain.

Pemasangan di lokasi tersebut merupakan daerah yang diduga adanya juga buaya liar dan lokasi kawasan kejadian diterkamnya warga yang sedang mandiri.

Sehingga sebagai bentuk respons, pemerintah mulai dilakukan penanganannya.

Baca juga: Teror Buaya Berlanjut di Aceh Timur, Santai Memperlihatkan Diri di Sungai Saat Didatangi Warga

Kemunculan Buaya di Sungai

Buaya sering muncul di sungai karena itu adalah habitat alami mereka, terutama jenis buaya muara (Crocodylus porosus) yang hidup di perairan tawar dan payau.

Tapi ada beberapa alasan khusus kenapa mereka makin sering terlihat:

1. Musim kawin dan bertelur
   Pada bulan Desember hingga Maret, buaya memasuki musim kawin.
   Mereka jadi lebih aktif dan agresif, sering muncul ke permukaan untuk mencari pasangan atau lokasi bertelur.
2. Sumber makanan di sekitar sungai
   Buaya bisa terpancing oleh bau darah dan daging, terutama dari peternakan ayam atau kambing yang membuang limbah ke sungai.
   Jika mereka sudah terbiasa mendapat makanan di sana, mereka akan sering kembali.
3. Perubahan lingkungan
   Curah hujan tinggi bisa menyebabkan luapan air sungai, membuat buaya berpindah ke area yang lebih dangkal atau dekat pemukiman.
   Kerusakan habitat seperti penebangan hutan atau pembangunan di sekitar sungai juga memaksa buaya mencari tempat baru.
4. Insting dan kebiasaan
   Buaya adalah hewan teritorial dan suka berjemur di tepi sungai.
   Mereka juga punya insting kuat untuk kembali ke tempat yang pernah memberi makanan atau kenyamanan.(*)