Berita Bireuen

Dilanda Kekeringan, Seribuan ASN & Warga Bireuen Shalat Istisqa di Lapangan

Dalam  shalat sunnah untuk meminta turun hujan kepada Allah SWT, dimana Bireuen sejak sebulan terakhir terjadi kekeringan panjang karena...

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ YUSMANDIN IDRIS
SHALAT ISTISQA - Bupati Bireuen bersama unsur Forkopimda dan seribuan jamaah umumnya dari jajaran Pemkab Bireuen, masyarakat, TNI, Polri dan lainnya, Jumat (1/8/2025) melaksanakan shalat Istisqa di lapangan RTH Bireuen. 

Dalam  shalat sunnah untuk meminta turun hujan kepada Allah SWT, dimana Bireuen sejak sebulan terakhir terjadi kekeringan panjang karena kondisi cuaca panas dan kemarau dipimpin oleh Imum Chiek Masjid Besar Peusangan, Tgk Muhammad Hafiq.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Bupati Bireuen bersama unsur Forkopimda, seribuan lebih para Aparatur Sipil Negara (ASN) jajaran Pemkab Bireuen masyarakat, anggota TNI, Polres Bireuen dan berbagai unsur lainnya, usai shalat Jumat (1/8/2025) melaksanakan shalat Istisqa di lapangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Cot Gapu Bireuen.  

Shalat yang berlangsung di lapangan tersebut disambut hujan gerimis terlaksana dengan baik dan
para jamaah tetap mengikuti rangkaian shalat Istisqa.

Amatan Serambinews.com, di lapangan depan panggung utama disediakan terpal sebagai tempat shalat jamaah dan juga tikar musala.

Para jamaah sejak pukul 14.00 WIB, berdatangan ke lokasi.

Kaum ibu ditempatkan di barisan belakang.

Bupati Bireuen, H Mukhlis ST, Wakil Bupati Bireuen, Ir H Razuardi serta unsur Forkopimda bersama para jajaran lainnya berada di barisan depan bersama warga ASN.

Pertemuan diawali sambutan Bupati Bireuen, H Mukhlis ST, saat menyampaikan sambutan hujan
rintik-rintik mulai turun, walaupun hujan rintik-rintik para jamaah tetap bertahan dan langsung dilanjutkan shalat.

Dalam  shalat sunnah untuk meminta turun hujan kepada Allah SWT, dimana Bireuen sejak sebulan terakhir terjadi kekeringan panjang karena kondisi cuaca panas dan kemarau dipimpin oleh Imum Chiek Masjid Besar Peusangan, Tgk Muhammad Hafiq.

Sedangkan tausiah dan doa bersama oleh Imum Chiek Masjid Agung Sultan Jeumpa, Tgk Saifuddin Muhammad yang juga sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Bireuen.

Dalam tausiahnya, Tgk Saifuddin Muhammad mengisahkan awal mula shalat
memohon doa turun hujan di masa Rasulullah, para jamaah dengan seksama
mendengar sejarah mulainya dilaksanakan shalat Istisqa.

Usai melaksanakan salat bersama dan mendengarkan tausiah, dilanjutkan lagi dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ridwan Muhammad dari Ipqah Bireuen dan diikuti Bupati dan Wakil Bupati serta seluruh jamaah shalat Istisqa'.

Usai pelaksanaan shalat yang ditutup dengan doa bersama hujan rintik-rintik terus turun, selesai acara hujan sedikit deras. 

Baca juga: VIDEO - Seribuan Warga Bireuen Gelar Shalat Istisqa, Hujan Turun Usai Doa Bersama

Sejarah & Keutamaan Shalat Istisqa

SALAT ISTISQA  – Bupati Bireuen bersama unsur Forkopimda dan seribuan jamaah umumnya dari jajaran Pemkab Bireuen, masyarakat, TNI, Polri dan lainnya, Jumat (1/8/2025) melaksanakan shalat Istisqa di lapangan RTH Bireuen.
SALAT ISTISQA – Bupati Bireuen bersama unsur Forkopimda dan seribuan jamaah umumnya dari jajaran Pemkab Bireuen, masyarakat, TNI, Polri dan lainnya, Jumat (1/8/2025) melaksanakan shalat Istisqa di lapangan RTH Bireuen. (SERAMBINEWS.COM/ YUSMANDIN IDRIS)

Sejarah shalat istisqa: doa minta hujan di masa kekeringan

Shalat Istisqa adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon turunnya hujan ketika suatu wilayah mengalami kekeringan panjang.

Tradisi ini memiliki akar kuat dalam sejarah Islam dan pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat di Madinah.

Asal-usul dan praktik di zaman nabi

Dilaksanakan saat Madinah dilanda kemarau panjang, menyebabkan kesulitan ekonomi dan kekurangan air.

Nabi Muhammad SAW mengajak umat Islam untuk berdoa bersama di tanah lapang, sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi.

Rasulukllah shalat dua rakaat tanpa azan dan iqamah, lalu berkhutbah, berdoa, dan membalikkan sorban sebagai simbol harapan akan perubahan cuaca.

Setelah pelaksanaan, hujan pun turun selama beberapa hari, menjadi bukti dikabulkannya doa tersebut.

Makna dan Keutamaan

Shalat Istisqa bukan hanya permohonan hujan, tapi juga momen taubat dan refleksi spiritual.

Umat Islam dianjurkan untuk berpuasa, meninggalkan kemaksiatan, dan memperbaiki hubungan sosial sebelum pelaksanaan.

Keutamaan lainnya adalah memperkuat tawakal dan keyakinan kepada Allah, sebagaimana disebut dalam Surah Hud ayat 52.

Tradisi yang terus hidup

Hingga kini, shalat Istisqa masih dilakukan di berbagai daerah, terutama saat musim kemarau ekstrem.

Pemerintah dan ormas Islam seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI) sering menyerukan pelaksanaannya sebagai bentuk ikhtiar spiritual menghadapi bencana alam.(*)

Baca juga: Bupati Bireuen Ajak Semua Warga Shalat Istisqa di Lapangan Cot Gapu Besok

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved