Breaking News

Berita Lhokseumawe

Pentingnya Gigi Tiruan Bagi Lansia, Berikut Penjelasan drg Rina dari Lhokseumawe

drg Rina, gigi tiruan atau gigi palsu, adalah alat yang dirancang untuk menggantikan gigi yang hilang, mengembalikan fungsi kunyah yang optimal

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Muhammad Hadi
For serambinews.com
drg Rina Rahadianur, seorang dokter gigi di Lhokseunawe 

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Ketika membayangkan masa tua, banyak orang memikirkan waktu untuk dihabiskan dengan cucu, menikmati hobi baru, atau sekadar bersantai. 

Namun, ada satu aspek kesehatan yang sering luput dari perhatian, padahal dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup lansia, yakni kesehatan gigi dan mulut.

Banyak orang menganggap gigi tanggal sebagai bagian alami dari proses penuaan. 

Gigi ompong seringkali dianggap hal yang wajar, bahkan menjadi ciri khas para kakek dan nenek dalam candaan sehari-hari, sehingga tidak perlu memasang gigi palsu.

"Sayangnya, pandangan ini menyesatkan dan bisa berakibat fatal. Kehilangan gigi terutama dalam jumlah banyak, dan tidak mau memasang gigi tiruan, bukanlah sekadar masalah estetika. 

Ini adalah pintu gerbang menuju serangkaian masalah kesehatan yang jauh lebih serius," ujar drg Rina Rahadianur, seorang dokter gigi  di Lhokseumawe dan juga owner dari Nasaky DentalCare, Selasa (5/8/2025).

Baca juga: Mahasiswa Unimal Simulasi Hidup Sehat Kepada Anak-anak 

Diuraikan drg Rina, gigi tiruan atau gigi palsu, adalah alat yang dirancang untuk menggantikan gigi yang hilang, mengembalikan fungsi kunyah yang optimal.

Tanpa gigi yang lengkap, proses mengunyah makanan menjadi tidak efisien. 

"Bayangkan betapa sulitnya menikmati semangkuk bakso, sepotong daging, atau buah-buahan segar tanpa gigi yang utuh," paparnya.

Akibatnya, kata drg Rina, lansia cenderung memilih makanan yang lunak dan mudah dikunyah, seperti bubur, nasi tim, atau sayuran yang dimasak sangat matang. 

Pilihan makanan yang terbatas ini seringkali menyebabkan malnutrisi, karena tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang seimbang dari berbagai jenis makanan. 

Protein, serat, dan vitamin yang seharusnya didapatkan dari daging, buah, dan sayuran segar menjadi sulit terpenuhi. Kondisi ini melemahkan sistem imun, membuat lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Pastinya, tambah drg Rina, dampak dari gigi yang hilang tidak berhenti pada masalah nutrisi, tapi juga memicu masalah dipencernaan.

"Ketika makanan tidak dikunyah dengan baik, beban kerja lambung dan usus menjadi lebih berat. Ini bisa memicu masalah pencernaan seperti kembung, sembelit, atau gangguan lambung lainnya," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved