Berita Bireuen

Santri Asal Bireuen Umumnya Sudah Hafal Ayat Quran, Tapi Sebagian Gugup Saat Diuji Seleksi Beasiswa

Hal ini menyebabkan sebagian santri tidak lancar dalam menghafal, meski mereka sudah cukup matang secara kemampuan.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS 
UJI BEASISWA TAHFIDZ - Salah satu penguji, Dr Nazaruddin Abdullah, MA, saat menguji santri asal Bireuen untuk mendapat beasiswa tahfidz dari Pemkab Bireuen melalui Dinas Dayah setempat di aula dinas tersebut, pada hari pertama seleksi ini, Senin (4/8/2025). 

Hal ini menyebabkan sebagian santri tidak lancar dalam menghafal, meski mereka sudah cukup matang secara kemampuan.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Ruangan tengah Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen, Senin (4/8/2025), tampak ramai dipenuhi santriwan dan santriwati dari berbagai dayah dan pesantren. 

Mereka hadir untuk mengikuti seleksi beasiswa santri hafidz Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen.

Para peserta hadir bersama guru pendamping dan pimpinan dayah masing-masing.

Santri laki-laki dan perempuan duduk secara terpisah, menunggu giliran seleksi di aula dinas yang telah disiapkan panitia.

Seleksi ini diikuti oleh 421 santri dari berbagai tingkatan hafalan, mulai dari 1 juz, 5 juz, hingga 30 juz.

Rektor Universitas Islam Aceh (UIA), Dr Nazaruddin Abdullah, MA, yang juga menjadi tim penguji, mengatakan bahwa secara umum, para santri telah mampu menghafal Al-Qur’an dengan baik.

Baca juga: Dinas Syariat Islam Gelar Try Out Persiapan STQHN di Dayah Darul Quran Aceh

Mereka juga memiliki tajwid yang bagus dan pemahaman yang memadai.

Namun, dalam proses seleksi, banyak peserta tampak gugup dan grogi ketika tampil di depan dewan juri.

Hal ini menyebabkan sebagian santri tidak lancar dalam menghafal, meski mereka sudah cukup matang secara kemampuan.

“Ada yang sebenarnya hafal, tapi karena gugup jadi tidak lancar. Ini hal yang wajar, tapi perlu diatasi,” jelas Dr Nazaruddin.

Ia menyarankan agar para guru dayah lebih sering melakukan murojaah, yaitu pengulangan hafalan, agar hafalan santri lebih kuat dan mereka lebih terbiasa tampil di depan umum.

“Dayah sebaiknya rutin mengadakan pengulangan hafalan, agar santri lebih percaya diri dan siap menghadapi berbagai ujian,” pungkasnya.

Baca juga: Masih Adakah Ulama Alumni Dayah?

Salah satu santri yang diuji Dr Nazaruddin Abdullah, adalah Asiyah Karima Muhas, santri perempuan dari Dayah Zawiyah Babul Mustaqim, Juli Paseh, Bireuen.

Selain menyampaikan penilaian secara umum, Dr Nazaruddin, tak menyampaikan penilaian khusus untuk masing-masing peserta, termasuk untuk Asiyah Karima Muhas. 

Asiyah merupakan anak kedua dari empat bersaudara, putri dari pasangan Lili Suheri dan Rubini, warga Desa Cot Batee, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen.

Meski masih duduk di kelas III SMP, Asiyah tampak percaya diri mengikuti seleksi beasiswa hafidz. Ia hadir dengan didampingi guru pengasuhnya, Rahmad Naqid.

Kepada Serambinews.com, Asiyah yang lahir pada 15 Oktober 2011, mengaku mengikuti seleksi atas inisiatif pribadi, didukung oleh guru dayah, dan diketahui oleh orang tuanya.

“Ikut seleksi bagian dari belajar dan menambah semangat menghafal Al-Qur’an,” ujarnya sembari tersenyum.

Rahmad Naqid menjelaskan, dalam seleksi tahun ini, Dayah Zawiyah Babul Mustaqim mengirim 13 santri.

Rinciannya empat santri putra dan sembilan santri putri. Partisipasi mereka bertujuan melatih keberanian tampil dan mengasah keterampilan hafalan Al-Qur’an.

“Mudah-mudahan mendapatkan nilai baik dan memperoleh beasiswa,” harap Rahmad. 

421 Santri Bireuen Ikuti Seleksi Beasiswa Tahfidz Pemkab, Berebut 222 Kuota

Sebelumnya Serambinews.com memberitakan sebanyak 421 santri asal Kabupaten Bireuen mengikuti seleksi beasiswa tahfidz. 

Seleksi hafalan Al-Qur’an ini digelar Pemkab Bireuen melalui Dinas Pendidikan Dayah, mulai Senin (4/8/2025). 

Peserta berasal dari berbagai pesantren di dalam dan luar Kabupaten Bireuen, dengan jumlah penerima beasiswa dibatasi hanya 222 orang sesuai kuota tersedia.

Artinya 199 santri dari berbagai tingkatan akan gugur dalam seleksi ini. 

Kegiatan seleksi berlangsung selama empat hari dan dibuka secara oleh Kepala Dinas Pendidikan Dayah Bireuen, Anwar, S.Ag., MAP di Aula Dinas Pendidikan Dayah.

Acara pembukaan turut dihadiri oleh para penguji dari kalangan akademisi, guru dayah, serta tamu undangan lainnya.

 Para santri hadir bersama pendamping dari pesantren masing-masing dan wajib menunjukkan bukti domisili sebagai warga Kabupaten Bireuen, berupa Kartu Keluarga dan surat pengantar resmi dari pimpinan dayah.

Anwar, menyebutkan 421 santri telah mendaftarkan diri, namun hanya 222 santri yang akan menerima beasiswa, sesuai kuota dan hasil seleksi.

“Meski mereka berasal dari dayah luar kabupaten, semua peserta harus menunjukkan bukti domisili di Bireuen,” jelasnya.

Tujuh kategori hafalan

Seleksi dibagi ke dalam tujuh kategori berdasarkan jumlah hafalan, mulai dari 1 Juz hingga 30 juz.

Kategori dengan jumlah pendaftar terbanyak adalah hafalan 1 Juz (Juz Amma) dengan 154 peserta, tetapi hanya 115 orang yang akan lolos.

Disusul oleh kategori 3 Juz dengan 97 peserta, namun kuotanya hanya 28 orang.

Sementara untuk kategori tertinggi, hafalan 30 Juz, terdapat 7 peserta, dan hanya 4 santri terbaik yang akan memperoleh beasiswa.

Besaran beasiswa pun disesuaikan dengan tingkat hafalan.

Untuk santri dengan hafalan 1 Juz, beasiswa yang diberikan sebesar Rp 1,3 juta per orang.

Sedangkan bagi santri penghafal 30 Juz, beasiswa yang diterima mencapai Rp 10 juta per orang.

Anggaran Rp470 Juta 

Dinas Pendidikan Dayah Bireuen telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp470 juta dari DPA Tahun Anggaran 2025 guna mendukung program beasiswa ini.

Anwar menyebut program tersebut merupakan bentuk komitmen Pemkab Bireuen dalam memuliakan para penjaga Al-Qur’an dan mendorong visi menjadikan Bireuen sebagai Kota Santri berbasis nilai-nilai Qur’ani.

“Ini bukan hanya soal jumlah hafalan, tapi juga bagaimana membentuk karakter Qur’ani, adab, kesungguhan, dan tanggung jawab dalam menjaga kalamullah.

Kita berharap para hafidz ini tumbuh menjadi pemimpin masa depan,” ujarnya.

Proses seleksi dilakukan secara ketat dan objektif oleh tim penguji, yang menilai dari aspek ketepatan hafalan, tajwid, dan adab santri dalam membaca Al-Qur’an.

Seleksi akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan dan diharapkan menghasilkan daftar santri terbaik sebagai penerima beasiswa.

Dengan program seperti ini, Bireuen kian mengukuhkan diri sebagai pusat pendidikan dayah dan lumbung generasi Qur’ani masa depan. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved