Dokter Tifa Ungkap Alasan Berani Lawan Jokowi: Pertarungan Mempertahankan Nurani dan Keadilan

Dr. Tifa menyatakan perjuangannya bukan sekadar tentang kasus ijazah palsu, melainkan pertarungan mempertahankan nurani dan keadilan.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
PENYAKIT - Dokter Tifa menyoroti perubahan wajah Jokowi yang jauh berbeda di Tahun 2025 ini. Dengan lantang dokter Tifa mencurigai jika Jokowi terkena penyakit serius. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Dokter Tifa aktif dan konsisten menyuarakan isu kontroversial tentang keaslian ijazah Presiden Joko Widodo.

Dia merupakan satu-satunya srikandi yang lantang bersuara soal ijazah Jokowi yang diduga palsu.

Bersama sejumlah sejawat, di antaranya Roy Suryo, Rismon dan lainnya, Dr Tifa tetap tak gentar meski dibidik tim pembela Jokowi.

 
Dokter Tifa mengaku tidak akan mundur meski melawan sosok Jokowi yang disebutnya memiliki uang dan kuasa.

Hal tersebut disampaikannya lewat akun twitter atau X pribadinya @DokterTifa pada Selasa (5/8/2025).

Dalam postingannya, Dokter Tifa mengungkapkan alasan di balik keberaniannya melawan Jokowi.

Dia menyatakan ancaman pasal karet dan risiko hukuman penjara justru membebaskannya dari rasa takut.

"Banyak orang bertanya, mengapa aku begitu berani melawan seorang mantan penguasa yang menggenggam Hukum dan memiliki uang dalam bunker dalam jumlah begitu besar?" tulis Dr Tifa lewat akun twitter atau X pribadinya @DokterTifa pada Selasa (5/8/2025). 

 
"Jawabku sederhana: Karena dia telah mengancamku dengan pasal-pasal karet ancaman penjara enam tahun, delapan tahun, dua belas tahun. Dan justru di situlah aku menemukan kemerdekaanku," bebernya.

Baca juga: Reaksi Tom Lembong Usai Jokowi Akui Impor Gula Kebijakan Presiden: Seharusnya dari Awal

Dalam postingannya, Dr Tifa mengungkapkan ancaman hukum yang diarahkan kepadanya, mulai dari ancaman 6 hingga 12 tahun penjara, tidak membuatnya gentar.

Sebaliknya, hal itu justru memicu tekadnya untuk terus bersuara.

"Ketika seorang manusia telah dihitung untuk dipenjara oleh seorang penguasa jahat, yang di tangannya ada banyak pertanyaan tentang kemana nyawa 300 korban Kanjuruhan, 900 Petugas KPPS, Mujahid Korban KM 50, korban kelaparan Yahukimo dan banyak daerah lain, maka dia pun bebas dari semua belenggu," tulisnya.

Dr Tifa menegaskan dirinya tidak memiliki nama besar, harta, atau jabatan yang harus dipertahankan, sehingga tidak ada lagi yang bisa dirampas darinya.

"Apa lagi yang bisa mereka ambil dari diriku, ketika yang kubela bukan sekadar kebenaran... tapi cahaya nurani yang tak bisa mereka sentuh? Aku tak melawan karena aku berani," ungkap Dr Tifa.

"Aku berani karena dalam hukum yang dirusak dan Penegak Hukum yang dijadikan kaki tangan oleh Penguasa Jahat, Aku kehilangan alat tawar. Dan dari titik itulah, aku menjadi tak tergoyahkan," tegasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved