Operasi 6 Jam di Aceh, Tim Dokter Gabungan THT-BKL RSUDZA Berhasil Angkat Tumor Tiroid Raksasa

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebuah pencapaian signifikan dicatatkan oleh tim dokter Onkologi Telinga, Hidung, Tenggorokan, Bedah Kepala dan Leher (THT-BKL) RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) setelah sukses mengangkat giant tumor tiroid dalam operasi yang berlangsung selama 6 jam.

Tindakan pembedahan tersebut berlangsung pada Minggu, (3/8/2025), dan telah menjadi sorotan di dunia medis Aceh.

Keberhasilan pengangkatan tumor kelenjar gondok berukuran sangat besar tersebut merupakan hasil kolaborasi tim Onkologi THT-BKL dari kelompok studi PERHATI-KL Indonesia dan PERHATI-KL Cabang Aceh.

Tim ini menghadirkan pakar nasional seperti Prof. Dr. dr. Ahmad Chusnu Rhomdoni, Sp.T.H.T.B.K.L (K) dari Surabaya, yang bekerja sama dengan dokter spesialis dari Aceh, dr. Benny Kurnia, Sp.T.H.T.B.K.L, Subsp.Onk.(K).

Kehadiran mereka sangat krusial untuk menangani kasus yang sangat kompleks.

Operasi ini merupakan bagian dari Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) Aceh 2025.

Ketua panitia Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) Aceh 2025, dr. Lily Setiani, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp. L.F (K), menjelaskan, bahwa operasi tumor leher berukuran besar memiliki risiko tinggi.

Baca juga: Tak Cukup Biaya Berobat di Malaysia, RSUZA Fasilitasi Pasien Asal Bireuen Perawatan Coiling Otak

"Operasi ini memerlukan persiapan matang, baik dari sisi pasien maupun tim medis, untuk meminimalkan efek samping dan komplikasinya," ujar dr. Lily dalam keterangan yang diterima Serambinews.com, Selasa (5/8/2025).

Ia menjelaskan, tindakan operasi berdurasi panjang bisa menimbulkan efek fisik seperti pemulihan yang lama, komplikasi pascaoperasi hingga kelelahan. 

Disamping itu, pasien juga rentan mengalami dampak psikologis, termasuk stres, kecemasan, bahkan Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Kanker Tiroid meningkat di Aceh

dr. Lily Setiani mengatakan, kasus kanker kepala dan leher, khususnya kanker tiroid, menunjukkan tren peningkatan di Aceh.

Menurutnya, data lapangan menunjukkan, kanker tiroid banyak ditemukan di daerah Pidie dan Aceh Jaya. 

dr. Lily menjelaskan, penanganan kasus kanker tiroid membutuhkan pendekatan multidisiplin.

Baca juga: RSUZA Keluarkan Panduan Layanan Selama Libur Idul Fitri, Sentral Penanganan di IGD

Mulai dari pembedahan, kombinasi terapi radioaktif, terapi target, hingga imunoterapi dan kemoterapi untuk kasus lanjut.

Sebagai upaya deteksi dini, MBKN Aceh 2025 juga mengadakan seminar "Deteksi Dini Kanker Kepala dan Leher".

Seminar tersebut akan digelar di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli, Pidie pada Selasa (4/8/2025), yang akan diisi langsung oleh tim dokter yang menangani operasi pengangkatan giant tumor tiroid, yaitu Prof. Rhomdoni dan dr. Benny Kurnia.

Baca juga: PC ISNU Pidie Besuk Dua Balita Penderita Sindrom Guillain-Barré di RSUZA, Salurkan Donasi Rp 2 Juta

Sementara itu, Dr. Lily Setiani mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari paparan zat karsinogenik dari makanan, polusi udara, dan rokok.

Ia juga meminta masyarkat untuk segera memeriksakan diri jika menemukan gejala mencurigakan di area kepala dan leher

"Masyarakat diimbau untuk menghindari paparan zat karsinogenik yang dapat berasal dari makanan, polusi udara, dan asap rokok, serta segera memeriksakan diri jika menemukan gejala mencurigakan di area kepala dan leher," harap dr. Lily.

Selain operasi tumor tiroid, MBKN Aceh 2025 juga menggelar operasi pendampingan untuk kasus lain, seperti rhinoplasty augmentasi pada hidung pelana, operasi sumbatan laring akibat TBC, operasi telinga, dan bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS).

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI