Diusir Warga, Nasib Ayah Bocah SD yang Viral di Semarang karena Trabas Sungai ke Sekolah

"Tolong berikan solusi, jangan asal usir. Itu melanggar HAM (Hak Asasi Manusia). Silakan usir, tapi carikan tempat untuk kami tinggal,"

|
Editor: Nurul Hayati
Tangkapan layar akun Instagram @im.semarang_official
JALAN DITUTUP TETANGGA - Potret bocah berinisial JES (8), siswa kelas II SDN 01 Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang berangkat ke sekolah melewati sungai. Siswa SD tersebut terpaksa karena jalan rumahnya ditutup tetangga, Selasa (29/7/2025). Kini keluarga mereka diusir oleh warga desa setempat. 

"Tolong berikan solusi, jangan asal usir. Itu melanggar HAM (Hak Asasi Manusia). Silakan usir, tapi carikan tempat untuk kami tinggal," tandasnya.

SERAMBINEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan siswi SD menyusuri aliran sungai demi bisa ke sekolah, viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Dalam video yang beredar, disebut bocah itu terpaksa lewat sungai ke sekolah karena akses jalan ditutup oleh tetangganya.

Bocah itu tinggal bersama orang tuanya di Jalan Lamongan Selatan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Juladi, orang tua dari bocah itu mengatakan, perjalanan anaknya ke sekolah lewat sungai terjadi sejak Kamis (24/7/2025).

Hal itu karena rumah tempat tinggal mereka ditutup oleh tetangga, sehingga satu-satunya jalan yakni turun melewati pinggiran sungai.

Berdasarkan pengakuan Juladi, permasalahan ini terjadi karena sengketa kepemilikan tanah tempat tinggal mereka.

Istri Juladi atau ibu dari bocah itu, Imelda Tobing (55) mengatakan, kejadian ini membuat akses mereka keluar rumah menjadi sulit.

Termasuk ketika mengantarkan anaknya pergi ke sekolah.

"Ya saya antar dulu anak saya turun ke bawah, naik lewat jembatan. Pulang juga begitu."

"Kalau mau ke warung juga atau belanja tetap lewat situ juga," katanya, Senin (28/7/2025), dilansir TribunJateng.com.

Buntut dari penutupan akses ini juga membuat sang anak yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar, tidak bisa bermain ke luar rumah.

Ia pun khawatir dengan kondisi mental anaknya.

"Anak saya sering bilang adik pengen main. Ya gimana nak, intinya saya sampaikan untuk sabar."

"Walaupun dia juga sering bilang takut kalau ada orang yang berniat jahat. Depresi mental anak saya yang saya khawatirkan, apalagi dia perempuan," bebernya.

Baca juga: Viral! Murid SD di Semarang Trabas Sungai Demi ke Sekolah Gegara Jalan Ditutup Tetangga

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved