Dibujuk Ikut Pengajian, Remaja Ini Malah Dijebak Teman Sendiri dan Dibiarkan Dirudapaksa

Korban tak mengira jika temannya yang perempuan itu nyatanya bejat juga karena memberikan kesempatan bagi pelaku untuk merudapaksanya.

Editor: Amirullah
Kolase Serambinews / Dok Tribunnews.com dan Kompas.com
Ilustrasi Rudapaksa - Kisah Pilu Gadis 17 Tahun Dijebak Teman Sendiri, Dibujuk Ikut Pengajian, Malah Dibiarkan Dirudapaksa 

SERAMBINEWS.COM - Kisah pilu dialami seorang gadis berusia 17 tahun di Sampang, Madura.

Ia tak menyangka niat baik untuk mengikuti pengajian bersama teman dekatnya, berujung pada petaka.

Alih-alih pergi ke tempat pengajian, korban justru dibawa berkeliling dan ditinggalkan berdua dengan pria tak dikenal.

Sebuah pengkhianatan yang keji, di mana sang teman justru diduga menjadi otak pelaku yang menyerahkan korban kepada pria tersebut.

Bagaimana kronologi lengkapnya?

Berikut ini kisahnya

Ya, peristiwa pahit dialami gadis berusia 17 tahun di Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Kamis (7/8/2025).

Ia diduga menjadi korban rudapaksa setelah diiming-imingi pergi menghadiri acara pengajian oleh teman perempuannya, yang datang bersama seorang pria tak dikenal.

Kasus ini terjadi pada akhir Juli 2025, dan kini sudah dilaporkan ke Polres Sampang pada Rabu, 30 Juli 2025.

Kejadian bermula saat korban sedang berada di rumah.

Ia didatangi oleh seorang teman perempuan berinisial BL, yang saat itu datang bersama pria tak dikenal berinisial BS.

BL mengajak korban untuk pergi bersama menghadiri pengajian.

Mereka bertiga lalu berboncengan sepeda motor menuju arah utara.

Baca juga: Lewat Tol Surabaya-Gempol? Simak Lokasi dan Jadwal Perbaikan Jalannya!

Namun, di tengah jalan, BL turun secara tiba-tiba, menyisakan korban berduaan dengan BS.

BS lalu membawa korban ke daerah Kecamatan Ketapang, Sampang, dengan dalih membeli sesuatu, bahkan sempat singgah di rumah pria lain yang juga tak dikenal oleh korban.

"Saya diajak mampir ke rumah temannya BS, saya tidak tahu namanya."

"Setelah itu kami lanjut jalan ke arah Pasar Lempong,” ujar korban.

Korban yang mulai merasa cemas mencoba menghubungi BL.

Tak lama kemudian, ia kembali bertemu BL yang kini sudah bersama pria lain berinisial FR.

Korban kemudian diajak kembali berkeliling dengan dua sepeda motor, hingga mengarah ke rumah FR, lokasi yang kemudian menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Saya kira saya mau diantar pulang, ternyata dibawa ke rumah orang itu,” tutur korban.

Di rumah tersebut, korban diduga dirudapaksa oleh BS.

Sedangkan teman perempuan korban, BL, justru menjadi penghubung dari rangkaian peristiwa ini.

Atas kejadian itu, pihak keluarga korban tak tinggal diam.

Mereka segera melaporkan kasus tersebut ke Polres Sampang.

Baca juga: Kemensos Buka 853 PPPK 2025 Formasi Guru, Catat Syarat dan Jadwalnya

Kapolres Sampang AKBP Hartono melalui Plh Kasi Humas Polres Sampang AKP Eko Puji Waluyo membenarkan atas laporan tersebut.

Kemudian saat ini, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Sampang tengah menanganinya.

"Sekarang penyidik UPPA Polres Sampang tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tersebut," katanya.

"Saya pastikan para penyidik akan menangani kasus sesuai dengan prosedur yang berlaku," imbuhnya.

Kisah Lain Pembunuhan Amelia Putri Sari Devi

Kisah lainnya, ada fakta baru mengejutkan terkait pembunuhan Amelia Putri Sari Devi (22) yang jasadnya ditemukan dengan kondisi tangan terborgol.

Pelaku pembunuhan ternyata menggilir jasad Amelia Putri Sari Devi sebelum dibuang.

Diketahui Tiga pelaku yang membunuh wanita tersebut berinisial RRP (19), IF (21), dan AP (17) anak di bawah umur. 

Pembunuhan dilakukan pelaku yang dipicu korban menagih utang senilai Rp 1,1 juta ke RRP.

"Pelaku RRP membunuh korban dengan rasa sakit hati (dendam) karena korban menagih hutang sebesar Rp 1.100.000 kepada pelaku," ujar Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak.

Cara menagih korban, yakni dengan memasang status di WhatsApp Story hingga membuat RRP emosi.

"Memasang status pada Story WA korban dan juga korban memasang foto pacar baru pelaku di story WA korban tanpa izin, sehingga membuat marah," kata Reonald. 

Tepatnya amarah RRP memuncak lantaran korban berani-beraninya memasang foto pacar barunya. 

Karena itulah RRP bersama 2 teman lainnya nekat merudapaksa korban secara bergilir, lalu dianiaya hingga tewas dan dibuang ke semak-semak. 

Untuk lebih lengkapnya, begini kronologinya saat rekonstruksi pembunuhan Amelia digelar pada Selasa, 22 Juli 2025. 

Rekonstruksi Pembunuhan Amelia Putri 

Rekonstruksi dimulai dengan adegan saat Rafli berada di rumah tersangka A.

Ia kemudian mengirim pesan singkat kepada Putri agar datang ke rumah. 

Tidak lama berselang, korban datang dan sempat diam di atas sepeda motornya. Menurut adegan yang diperagakan, korban awalnya enggan masuk, namun akhirnya dibujuk untuk duduk di ruang tamu.

Dalam salah satu adegan, Rafli menanyakan hubungan korban dengan seseorang yang diduga merupakan pasangan barunya.

Saat duduk di sofa, Rafli bertanya kepada korban "Emang kamu hamil sama Reza?" ucap penyidik yang membacakan adegan yang diperagakan tersangka Rafli.

Korban menjawab singkat, "Kata siapa?"

Dalam adegan rekonstruksi, Rafli kemudian memperagakan momen saat ia merampas ponsel Putri dan membaca isi percakapannya. 

Dari pesan-pesan tersebut, Rafli mengaku mengetahui bahwa korban diduga sedang hamil.

Merasa tersulut, Rafli melemparkan ponsel korban dan masuk ke dalam rumah. Saat kembali ke luar, korban sudah bersiap meninggalkan lokasi dengan motornya.

Namun Rafli kembali menghampiri dan terjadi adu mulut kecil.

Rafli kemudian menghampiri Putri yang sudah berada di atas motor dan berkata, "Lu mau ke mana?"

Putri menjawab dengan nada kesal, "Kenapa sih? Mau apa?"

Rafli lalu meminta, "Anterin gua dulu ke warung".

Namun Putri menolak, "Saya tidak mau" kata Putri menurut keterangan adegan yang dibacakan penyidik.

Setelah itu, Rafli naik ke jok motor di belakang korban, lalu membekap mulut Putri dengan tangan kanannya. Korban pun terjatuh dari motor hingga tengkurap di tanah.

Dalam kondisi tak berdaya, korban kemudian dibawa ke area samping rumah oleh para tersangka. 

Hingga akhirnya korban dibekap, lalu diborgol oleh para pelaku. 

Dalam kondisi tak berdaya, korban kemudian diperkosa oleh ketiga tersangka secara bergiliran. 

"Diawali dengan membekap, kemudian memborgol kemudian ada tindakan pemerkosaan," ujar Charles, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Selasa (22/7/2025).

Fakta memilukan terungkap bahwa korban masih dalam keadaan sadar saat tindakan pemerkosaan terjadi.

"Kondisi masih sadar setelah selesai diperkosaan oleh tiga orang tersangka kemudian dieksekusi atau dibunuh," ujar Charles.

Sampai akhirnya pada adegan selanjutnya, tubuh korban diperagakan dipindahkan oleh para tersangka ke area semak-semak di belakang rumah Rafli. 

Para pelaku dan barang bukti diamankan di lokasi berbeda, Kamis (17/7/2025) dini hari.

RRP ditangkap di Kabupaten Tegal pukul 00.30 WIB, lalu AP pukul 01.00 WIB di Serpong, Tangerang Selatan, dan IF, pukul 01:30 WIB di Parung Panjang, Kabupaten Bogor. 

"Selanjutnya para pelaku dibawa ke Subdit 3 Tahbang/Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya guna proses Penyidikan lebih lanjut," kata Reonald.

Sebagaimana diketahui, Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, korban adalah seorang perempuan yang ditemukan dalam kondisi mengenakan celana jas hujan berwarna merah muda, berkerudung ungu, dan mengenakan tas selempang hitam. 

Adapun kedua tangan korban dalam posisi terborgol ke belakang.

Penemuan bermula saat salah satu warga berinisial MM mencium bau menyengat dari belakang rumahnya. 

Saat diperiksa, ia melihat banyak lalat beterbangan di sekitar semak-semak.

"Saksi pertama melihat seperti ada kaki manusia. Kemudian ia menghubungi saksi ketiga, inisial JA dan langsung melaporkan temuan itu ke piket Polsek Cisauk," jelasnya.

Siapa Ayah Biologis Anak Korban

Kondisi korban saat ditemukan sudah membusuk dengan kondisi tangan diborgol dan penuh luka.

Pelaku pembunuhan belakangan diketahui berjumlah tiga orang laki-laki, yakni Rafli Raman Putra (19), AP (17), dan Ibra Firdaus (21).

Borgol yang digunakan para pelaku untuk "mengikat" korban ternyata milik ayah pelaku utama, Rafli Ramana Putra.
Ayah pelaku diketahui bekerja sebagai sekuriti di Jakarta Barat.

Korban sendiri ternyata sedang hamil, dan pelaku mengetahui hal tersebut sebelum melakukan pembunuhan. 

Terkait siapa ayah biologisnya, polisi masih mendalami status kehamilan, termasuk apakah satu dari tiga pelaku yang menjadi ayah biologis anak yang sedang dikandung korban.

Cerita Rekan Kerja Korban 

Salah satu rekan kerja, Niken yang mengenal Amelia Putri sejak bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan BSD, Kabupaten Tangerang membagikan ceritanya.

Niken mengatakan sebelumnya berpamitan kepada keluarganya pada 7 Juli 2025, korban beralasan hendak pergi ke kawasan Ancol, Jakarta Utara, 

Namun sejak hari itu, korban tak bisa lagi dihubungi dan dinyatakan hilang.

“Setahu saya, saya diinfoin tengah malam. Terus ketemunya itu sore tanggal 16 Juli,” ujar Niken kepada TribunTangerang.com, dikutip Minggu (20/7/2025)

Dugaan kuat menyebut korban menghilang sekitar tanggal 10 Juli, dan ditemukan pada 16 Juli dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Lokasi penemuan berada di kawasan semak-semak, dan korban ditemukan dalam keadaan tangan terborgol.
“Ketemu dalam keadaan di semak-semak, di borgol. Tapi belum tahu kondisi lebih detail karena hasil otopsi saya gak tahu,” tambahnya.

Jenazah korban telah dimakamkan pada sore hari, tanggal 16 Juli, setelah ditemukan.

Niken menyebutkan bahwa semasa hidup, korban kerap mengeluhkan perilaku mantan pacarnya yang dianggap toksik dan kerap memanfaatkan secara finansial.

“Korban sering cerita, pacarnya dulu sering banget make uang dia. Kadang dia pergi sebentar, pas balik saldo rekeningnya tiba-tiba berkurang. Udah sering kejadian,” ungkap Niken 

Menurutnya, korban sudah sejak lama menyimpan kekesalan karena sejumlah utang dari mantan pacarnya yang tak kunjung dibayar.

Menurut Niken, hubungan mereka bahkan disebut penuh tekanan secara emosional.
“Kayaknya korban udah lama kesel, karena si mantan ini utangnya gak dibayar-bayar," tambahnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Kisah Pilu Gadis 17 Tahun Dijebak Teman Sendiri, Dibujuk Ikut Pengajian, Malah Dibiarkan Dirudapaksa

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved