Warga Tamiang Dikeroyok di Malaysia

Proses Pemulangan Jenazah Warga Tamiang yang Dikeroyok di Malaysia Selesai, Besok Tiba di Kualanamu

“Saya ada komunikasi dengan Bospon, beliau bilang  jenazah sudah di Kuala Lumpur, besok mungkin diterbangkan ke Medan,” kata Zul Aqli.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Datok Penghulu Kampung Sampaimah, Zul Aqli (kiri) saat menyambut Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Armia Pahmi mengunjungi rumah orang tua Syahrul, beberapa waktu lalu. 

“Saya ada komunikasi dengan Bospon, beliau bilang  jenazah sudah di Kuala Lumpur, besok mungkin diterbangkan ke Medan,” kata Zul Aqli, Kamis (7/8/2025).

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Jenazah Syahrul Ramadhan (34) diperkirakan tiba di kampung halamannya, Sampaimah, Kecamatan Manyakpayed, Aceh Tamiang pada Jumat (8/8/2025) besok.

Datok Penghulu Kampung Sampaimah, Zul Aqli mengungkapkan proses administrasi pemulangan jenazah Syahrul dari Malaysia sudah tuntas atas peran Ketua Grup Sabena Komuniti Aceh Malaysia, Bospon.

“Saya ada komunikasi dengan Bospon, beliau bilang  jenazah sudah di Kuala Lumpur, besok mungkin diterbangkan ke Medan,” kata Zul Aqli, Kamis (7/8/2025).

Zul Aqli mengungkapkan biaya pemulangan dari Malaysia ditanggung Bospon, termasuk ambulans yang akan menjemput ke Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara.

“Bospon bilang dia sudah terhubung dengan ambulans PAS, maka besok dari Medan ke Aceh Tamiang menggunakan ambulans PAS,” ucapnya.

Zula Aqli mematikan, dirinya akan mendampingi keluarga almarhum Syahrul Ramadhan menjemput ke Bandara Kualanamu.

Namun, mengenai jam keberangkatan masih menunggu konfirmasi Bospon.

“Tadi Bospon bilang besik sampai di Kualanamu jam delapan pagi, tapi kami masih menunggu kepastian lagi,” kata Zul Aqli.

Baca juga: Datok Penghulu Keluarkan Surat Kuasa untuk Membantu Pemulangan Warga Aceh yang Dikeroyok di Malaysia

Syahrul Ramadhan merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Aceh Tamiang yang bekerja di Pulau Pinang, Malaysia sejak tahun 2020.

Pihak keluarga mengakui Syahrul berangkat melalui jalur “belakang”.

Namun, jalur belakang merupakan pilihan terakhir karena ketika itu dunia internasional menerapkan lockdown akibat wabah Covid-19.

Ayah korban, Jamaluddin (70) ketika ditemui di rumahnya mengaku sudah memberi uang untuk membuat paspor dan keperluan lain sebesar Rp 5 juta.

“Dia pamit mau merantau ke Malaysia, saya kasih lima juta buat paspor dan lainnya, tapi tidak bisa karena sedang Covid-19,” kata Jamaluddin.

Meski ikhlas menghadapi kasus ini, pihak keluarga tetap meminta para pelaku ditangkap dan diadili.

Amarah keluarga semakin meledak, ketika mendapat kabar kalau pelaku pengeroyokan terdapat warga Aceh juga. (*)

Baca juga: Komisi I DPRA Desak Kemenlu Ambil Langkah Tegas terkait Warga Aceh Meninggal Dikeroyok di Malaysia


 
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved