Donald Trump Berlakukan Tarif Perang Dagang Baru, Ini Daftar Negara yang Terkena Dampak

Tarif baru yang diberlakukan Presiden AS terhadap puluhan negara telah mulai berlaku seiring dengan meningkatnya perang dagang global

Editor: Amirullah
Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). Berikut Daftar Lengkap Negara Terkena Dampak Tarif Perang Dagang Baru Trump 

SERAMBINEWS.COM - Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif baru hingga 50 persen bagi puluhan negara, termasuk Indonesia yang terkena bea masuk 19 persen.

India menjadi target terbaru dengan tarif tambahan 25 persen akibat impor minyak Rusia.

Meski sebagian negara mendapat keringanan, ancaman tarif lebih tinggi masih membayangi di tengah negosiasi perdagangan yang terus berjalan.

Tarif baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap puluhan negara telah mulai berlaku seiring dengan meningkatnya perang dagang global.

Pekan lalu, Trump mengumumkan tarif bea masuk yang lebih tinggi antara 10 persen dan 41 persen untuk beberapa mitra dagang termasuk Uni Eropa, yang akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.

Produk Indonesia yang diekspor ke AS resmi dikenakan tarif resiprokal sebesar 19 persen.

Minggu ini, Trump memutuskan untuk menambahkan bea masuk sebesar 25 persen terhadap India sebagai hukuman atas impor minyak Rusia, dikutip dari independent.

Pajak impor baru ini akan menaikkan bea masuk atas beberapa ekspor India hingga 50 persen.

Di antara negara-negara lain yang paling terdampak adalah Swiss dengan 39 persen, sementara Kanada menghadapi 35 persen.

Beberapa negara yang terdampak telah mencapai kesepakatan pengurangan tarif dengan AS, tetapi yang lainnya tidak memiliki kesempatan untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump.

Baca juga: Terbukti Korupsi Proyek Wastafel, Eks Kadisdik Aceh Dieksekusi Vonis MA Empat Tahun Penjara

Barang-barang dari negara-negara lain yang tidak tercantum akan dikenakan pajak impor AS sebesar 10 persen.

Trump sebelumnya mengancam bahwa tarif tersebut mungkin lebih tinggi.

Pemerintah juga mengisyaratkan akan ada lebih banyak kesepakatan perdagangan yang direncanakan seiring upayanya untuk menutup defisit perdagangan.

Perintah terpisah Trump untuk Kanada menaikkan tarif barang-barang Kanada yang dikenakan tarif terkait fentanil menjadi 35 persen, dari 25 persen sebelumnya, dengan mengatakan bahwa negara tersebut "gagal bekerja sama" dalam mengekang aliran narkotika ilegal ke AS.

Tarif yang lebih tinggi pada barang-barang Kanada sangat kontras dengan keputusan Trump untuk memberikan Meksiko penangguhan tarif yang lebih tinggi sebesar 30 persen pada banyak barang selama 90 hari, guna menyediakan lebih banyak waktu untuk merundingkan pakta perdagangan yang lebih luas.

Perdana Menteri Kanada, Mark Carney mengatakan dia kecewa dengan keputusan Trump, dan berjanji untuk mengambil tindakan untuk melindungi pekerjaan Kanada dan mendiversifikasi pasar ekspor negara itu.

Sementara itu, Tiongkok menghadapi tenggat waktu 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan tarif dengan pemerintahan Trump setelah Beijing dan Washington mencapai kesepakatan awal pada bulan Mei dan Juni untuk mengakhiri pungutan balasan. Seorang pejabat AS mengatakan mereka sedang membuat kemajuan menuju kesepakatan.

Baca juga: TERUNGKAP, Reza Gladys dan Suaminya Sogok Doktif Rp20 Miliar agar Bungkam soal Produknya

Mitra dagang AS yang terkena tarif baru:

  1. India 50 persen
  2. Suriah 41 persen
  3. Laos 40 persen
  4. Myanmar 40 persen
  5. Swiss 39 persen
  6. Kanada 35 persen
  7. Irak 35 persen
  8. Serbia 35 persen
  9. Aljazair 30 persen
  10. Bosnia dan Herzegovina 30 persen
  11. Libya 30 persen
  12. Afrika Selatan 30 persen
  13. Brunei 25 persen
  14. India 25 persen
  15. Kazakstan 25 persen
  16. Moldova 25 persen
  17. Tunisia 25 persen
  18. Bangladesh 20 persen
  19. Sri Lanka20 persen
  20. Taiwan 20 persen
  21. Vietnam 20 persen
  22. Kamboja 19 persen
  23. Indonesia 19 persen
  24. Malaysia 19 persen
  25. Pakistan 19 persen
  26. Filipina 19 persen
  27. Thailand 19 persen
  28. Nikaragua 18 persen
  29. Afganistan 15 persen
  30. Angola 15 persen
  31. Bolivia 15 persen
  32. Botswana 15 persen
  33. Kamerun 15 persen
  34. Chad 15 persen
  35. Kosta Rika 15 persen
  36. Pantai Gading 15 persen
  37. Republik Demokratik Kongo 15 persen
  38. Ekuador 15 persen
  39. Guinea Khatulistiwa 15 persen
  40. Uni Eropa 15 persen
  41. Fiji 15 persen
  42. Ghana 15 persen
  43. Guyana 15 persen
  44. Islandia 15 persen
  45. Israel 15 persen
  46. Jepang 15 persen
  47. Yordania 15 persen
  48. Lesotho 15 persen
  49. Liechtenstein 15 persen
  50. Madagaskar 15 persen
  51. Malawi 15 persen
  52. Mauritius 15 persen
  53. Mozambik 15 persen
  54. Namibia 15 persen
  55. Nauru 15 persen
  56. Selandia Baru 15 persen
  57. Nigeria 15 persen
  58. Makedonia Utara 15 persen
  59. Norwegia 15 persen
  60. Papua Nugini 15 persen
  61. Korea Selatan 15 persen
  62. Trinidad dan Tobago 15 persen
  63. Turki 15 persen
  64. Uganda 15 persen
  65. Vanuatu 15 persen
  66. Venezuela 15 persen
  67. Zambia 15 persen
  68. Zimbabwe 15 persen
  69. Brasil 10 persen
  70. Kepulauan Falkland 10 persen
  71. Inggris Raya 10 persen

Kata Prabowo

Presiden Prabowo Subianto menyinggung kondisi geoekonomi dan geopolitik global dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, (6/8/2025).

Terkait geoekonomi, Prabowo mencontohkan pemberlakuan tarif dagang dari Amerika Serikat kepada Indonesia.

Menurut Presiden, dalam menghadapi tarif Impor tersebut, Indonesia bersikap tenang dan terukur.

Sehingga Indonesia hanya dikenakan tarif Impor sebesar 19 persen untuk barang barang dari tanah air ke Amerika Serikat.

"Belum lagi kita hadapi kondisi Geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang," katanya.

Prabowo menyampaikan apresiasinya kepada jajaran tim ekonomi nasional yang telah bekerja secara solid dan terkoordinasi.

Mulai dari tim Kemenko Perekonomian Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Dewan Ekonomi Nasional, Kementerian  Investasi, dan juga Kementerian Luar Negeri.

"Kita semua bekerja sebagai satu tim, berunding tanpa emosional, tanpa terpancing,” katanya.

Menurut Presiden, kunci utama dari ketahanan Indonesia di tengah gejolak global adalah kekompakan dan pendekatan diplomasi yang rasional. Pemerintah, kata dia, selalu menempatkan perlindungan terhadap rakyat Indonesia sebagai prioritas tertinggi, termasuk perlindungan terhadap para pekerja dan keluarga mereka.

"Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Untuk itu kita telah mencapai suatu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita," katanya.

Selain geoekonomi, kondisi geopolitik pun kata Presiden semakin rumit. Kondisi tersebut akan berdampak dan harus dihadapi oleh bangsa Indonesia.

"Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang," kata Prabowo.

Sekarang ini kata Presiden, konflik terjadi di sejumlah kawasan. Mulai dari Ukraina, kawasan Timur Tengah yakni Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah dan lainnya yang begitu dahsyat, dan  memakan korban begitu banyak.

"Di depan mata seluruh dunia, perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai," katanya.

Belum lagi konflik India-Pakistan di Kawasan Asia, dan Thailand-Kamboja di Asia Tenggara. Bahkan konflik Thailand -Kamboja kata Prabowo belum terlihat akan menuju ke arah damai.

"Walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita," pungkasnya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Taufik Ismail)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Daftar Lengkap Negara Terkena Dampak Tarif Perang Dagang Baru Trump

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved