Fakta Menarik Buruh Jahit Viral di Pekalangon Ditagih Rp 2,5 M oleh Petugas Pajak,Bukan Pertama Kali

"Di Pekalongan, kejadian seperti ini bukan kali pertama. Banyak kasus serupa di mana nama dan NIK masyarakat digunakan tanpa sepengetahuan mereka," lanjut Subandi.

SERAMBINEWS.COM - Kasus viral yang terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah, pada Agustus 2025 menjadi sorotan nasional karena menunjukkan potensi blunder administratif oleh petugas pajak.

Seorang buruh jahit bernama Ismanto (32) tiba-tiba menerima surat konfirmasi pajak atas transaksi senilai Rp 2,9 miliar, padahal ia hanya bekerja sebagai penjahit rumahan.

Apa yang terjadi?

Surat SP2DK (Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan) dikirim ke Ismanto oleh KPP Pratama Pekalongan.

Petugas pajak datang langsung ke rumah Ismanto untuk klarifikasi, bukan penagihan, namun publik menganggapnya sebagai intimidasi.

Data transaksi berasal dari tahun 2021, tercatat oleh sistem pusat DJP, dengan NIK Ismanto digunakan dalam transaksi perusahaan.

Di mana letak blundernya?

Validasi data lemah: Sistem DJP mencatat transaksi besar tanpa verifikasi awal terhadap profil wajib pajak.

Penyalahgunaan NIK: identitas Ismanto diduga digunakan oleh pihak lain, namun sistem tidak mendeteksi anomali.

Kunjungan petugas: meski sesuai SOP, kunjungan ke rumah warga miskin dengan surat bernilai miliaran rupiah menimbulkan tekanan psikologis dan kesalahpahaman publik.

Komunikasi Publik Buruk: Klarifikasi dari DJP datang terlambat, setelah kasus viral dan memicu kecaman.

Baca juga: Ismanto Syok Dapat Tagihan Pajak Rp 2,8 Miliar, Padahal Cuma Buruh Jahit dan Punya Rumah Kecil

Fakta-fakta viral buruh jahit harian di Pekalongan, Jawa Tengah, didatangi petugas pajak yang menanyakan terkait transaksi Rp 2,8 miliar.

Buruh jahit harian tersebut, bernama Ismanto.

Ia tinggal di Desa Coprayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.