Wow! Potensi Wakaf Nasional Capai 2.000 T, Nazir Didorong Kelola Aset Secara Produktif & Profesional

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Barat terus mendorong penguatan pengelolaan wakaf melalui pembinaan terhadap para nazir (pengelola wakaf). 

Kegiatan yang difasilitasi oleh Penyelenggara Zakat dan Wakaf (Zawa) ini dilaksanakan di Aula Kantor Kemenag Aceh Barat, Selasa (12/8/2025), dan diikuti oleh 36 peserta dari berbagai unsur.

Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Penais Zawa) Kanwil Kemenag Aceh, H Zulfikar menekankan, pentingnya kompetensi nazhir dalam aspek manajerial, keuangan, dan syariah guna mewujudkan pengelolaan wakaf yang produktif dan berorientasi hasil.

“Nazir harus profesional, transparan, dan akuntabel. Pengelolaan wakaf tak hanya soal spiritualitas, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial dan ekonomi,” tegas Zulfikar.

Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan instrumen wakaf yang inovatif dan digital.

Baca juga: Komisi II DPR RI Sorot Sengketa Tanah & Wakaf Blang Padang, Ini Pendapatnya

Agar lebih mudah diakses generasi muda serta mampu menjangkau dampak sosial yang lebih luas.

Kepala Kankemenag Aceh Barat, H Abrar Zym mengungkapkan, bahwa potensi wakaf di Indonesia sangat besar. 

Saat ini, sebutnya, terdapat sekitar 450.000 tanah wakaf di seluruh Indonesia.

Namun hanya sekitar 9–10 persen yang dikelola secara produktif.

“Potensi wakaf nasional diperkirakan mencapai Rp 2.000 triliun,” sebut dia.

“Jika dikelola dengan tepat dan kolaboratif, wakaf bisa menjadi instrumen kuat dalam membangun ekonomi umat yang berkelanjutan,” ujarnya.

Baca juga: Baitul Mal Aceh Tambah Dua Nazir Wakaf, Dinyatakan Lulus Kompeten dalam 7 Kompetensi

Abrar menegaskan, perlunya sinergi antara pemerintah, Badan Wakaf Indonesia (BWI), sektor keuangan, dan masyarakat untuk mengoptimalkan peran wakaf dalam pembangunan nasional.

Sementara itu, Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kemenag Aceh Barat, H Ikhwan Is menjelaskan, bahwa banyak aset wakaf di Aceh Barat masih belum dimanfaatkan secara optimal, terutama tanah wakaf yang belum terkelola. 

Padahal, kebutuhan masyarakat akan fasilitas sosial, pendidikan, dan ekonomi berbasis wakaf terus meningkat.