Breaking News

Sabang

Lomba Bertutur di Sabang, Dorong Literasi Anak dan Lestarikan Budaya Lokal

Kepala DPK Kota Sabang, M Amin, mengatakan lomba ini merupakan tahap awal untuk menjaring bakat anak-anak dalam bertutur...

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Eddy Fitriadi
For Serambinews.com
BERTUTUR - Peserta menampilkan kemampuannya dalam Lomba Bertutur tingkat SD/MI se-Kota Sabang yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Sabang, Selasa (12/8/2025).  

Laporan Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Sabang menggelar Lomba Bertutur bagi siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, Selasa (12/8/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menumbuhkan minat baca sekaligus kecintaan terhadap budaya lokal sejak usia dini.

Kepala DPK Kota Sabang, M Amin, mengatakan lomba ini merupakan tahap awal untuk menjaring bakat anak-anak dalam bertutur. Selama ini, Sabang belum pernah mengirimkan peserta ke tingkat provinsi, sehingga tahun ini menjadi langkah pembuka.

“Makanya kali ini kita buat penjaringan awal. Dari sini, peserta bisa kita latih lagi untuk ikut ke tingkat provinsi. Insyaallah, kalau berhasil, tahun depan akan kita perluas hingga ke sekolah-sekolah non-formal seperti pesantren,” ujarnya.

Ia juga berharap guru pendamping dapat menggali lebih banyak cerita rakyat lokal yang belum dikenal luas. Dengan begitu, lomba bertutur tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pelestarian budaya daerah.

Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan DPK Kota Sabang, Ricky Irvanda, menjelaskan lomba ini diikuti 17 peserta dari 9 sekolah dengan tema cerita pahlawan dan cerita rakyat Aceh. Kegiatan ini didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik dari Perpustakaan Nasional RI.

“Juara pertama akan mendapatkan piala, piagam, dan uang tunai Rp 1,5 juta. Juara kedua Rp 1,2 juta, dan juara ketiga Rp 1 juta. Tema yang kami tetapkan mencakup cerita pahlawan nasional maupun cerita rakyat khas Aceh,” jelas Ricky.

Setiap peserta mendapat waktu 10-15 menit untuk tampil, dengan penjurian melibatkan tiga unsur: guru PAUD, budayawan lokal, dan guru Bahasa Indonesia. Penilaian mencakup penguasaan cerita, ekspresi, dan kesesuaian tema.

Baca juga: Dugaan Penyimpangan APBG, Tim Penyidik Kejari Sabang Geledah Kantor Keuchik Cot Ba’u

Ricky menambahkan, meski seluruh sekolah telah diundang, hanya sembilan yang mengirimkan perwakilan. Hal ini menjadi catatan penting untuk meningkatkan partisipasi pada tahun-tahun berikutnya.

DPK Sabang berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga gerakan literasi berkelanjutan. Dengan dukungan semua pihak, terutama pemerintah daerah, semangat membaca dan bercerita anak-anak Sabang diharapkan akan terus tumbuh.(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved