Tolak Tuntutan Massa, Bupati Pati Sudewo Enggan Mundur dari Jabatan: Ada Mekanismenya

Dengan dasar tersebut, dia tidak bisa mengabulkan tuntutan pengunjukrasa yang memintanya mundur dari jabatan sebagai bupati.

|
Editor: Amirullah
Abdul Imanulhaq
TRIBUNJATENG/ABDUH IMANULHAQ WAWANCARA KHUSUS - Bupati Pati, Sudewo (baju putih) memberikan keterangan kepada tribunjateng.com usai unjuk rasa berhasil diredam, Rabu (13/8/2025) di Pendopo Pati. Bupati menolak tuntutan mundur dari jabatan yang menjadi tuntutan pengunjukrasa. 

SERAMBINEWS.COM, PATI - Usai demonstrasi yang ricuh mereda sekitar pukul 14.30 WIB, Bupati Pati, Sudewo, angkat bicara mengenai tuntutan mundur dari jabatannya.

Dalam konferensi pers di Pendopo Kabupaten Pati, ia menegaskan bahwa ia tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut.

Mengapa demikian, apa alasan Sudewo tidak bisa mundur?

Saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Pati usai demonstrasi meredam, Sudewo menegaskan bahwa tuntutan domonstrans sudah disampaikan.

Namun, bupati menilai bahwa jabatan sebagai kepala daerah yang diembannya saat ini dipilih oleh rakyat secara konstitusional dan demokratis.

Dengan dasar tersebut, dia tidak bisa mengabulkan tuntutan pengunjukrasa yang memintanya mundur dari jabatan sebagai bupati.

"Saya kan dipilih oleh rakyat secara konstitusional dan secara demokratis.

Jadi tidak bisa saya harus berhenti dengan tuntutan itu. (Tidak bisa, red) harus mundur dengan tuntutan itu, semua ada mekanismenya," terangnya.

Baca juga: Sosok Risma Ardhi Wakil Bupati Pati, Apakah Langsung Naik Tahta Jika Sudewo Lengser?

Di sisi lain, Sudewo memastikan bahwa aksi demonstrasi sudah berhenti/berakhir.

Di mana kondisi di depan Kantor Bupati Pati sudah lengang di mana-mana.

Meski masih ada sebagian kecil masyarakat yang menempati beberapa titik di depan Kantor Bupati Pati, dipastikan bukan bagian dari aksi yang mengikuti unjuk rasa sejak pagi.

"Jadi secara garis besar itu sudah selesai," tegasnya.

Sudewo juga menanggapi bahwa setiap kejadian dalam aksi unjuk rasa tidak bisa diprediksi.

Termasuk kericuhan yang terjadi ketika dirinya sempat ingin menemui pengunjukrasa.

Kata dia, sebagai kepala daerah juga memahami bagaimana emosi masyarakat dalam jumlah banyak dan tidak bisa terkendali secara keseluruhan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved