Liputan Eksklusif Aceh
Dua Dekade MoU Helsinki, Ketua DPRA Ajak Semua Pihak Bangun Aceh Lebih Sejahtera
“Peringatan 20 tahun MoU Helsinki, bukan semata tentang masa lalu. Tapi ini soal masa depan Aceh wujudkan pembangunan...
Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadhli, mengungkap, momentum dua dekade damai Aceh harus menjadi pijakan bersama untuk membangun Tanah Rencong menjadi lebih baik. Dalam mewujudkannya, diperlukan komitmen semua pihak agar seluruh kesepakatan yang ada dapat dijalankan bersama.
Hal itu disampaikan Zulfadhli, sebagai pesan perdamaian dalam memperingati 20 tahun penandatanganan MoU Helsinki, yang berlangsung Jumat (15/8/2025) besok.
“Peringatan 20 tahun MoU Helsinki, bukan semata tentang masa lalu. Tapi ini soal masa depan Aceh wujudkan pembangunan berkelanjutan bagi kesejahteraan rakyat,” ujar Zulfadhli, Kamis (14/8/2025).
Menurut politisi yang akrab disapa Abang Samalanga itu, banyak capaian diraih selama 20 tahun perdamaian Aceh. Kemajuan terlihat di berbagai sektor, seperti infrastruktur, sosial, pendidikan, keagamaan, dan ekonomi, yang dinilai lebih baik dibandingkan masa sebelumnya.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian tersebut, Zulfadhli menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan.
Baca juga: Harapan Rektor, Anggota DPRA hingga Bang Joni usai Pengukuhan Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman
Ia menyebut, saat ini Pemerintah Aceh, DPRA, dan berbagai komponen lainnya aktif mendorong revisi Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA). Langkah ini dinilai sejalan dengan semangat menjaga perdamaian agar abadi.
Abang Samalanga menilai, Revisi UUPA menjadi kunci penting untuk memastikan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan berbagai program pembangunan yang telah dicapai saat ini.
“Lewat revisi UUPA, diharapkan dana otonomi khusus bisa kembali diperpanjang sebagai bekal melanjutkan pembangunan di Aceh yang masih dibutuhkan masyarakat,” sebutnya.
Ia berharap perdamaian Aceh yang sudah bertahan cukup lama ini dapat terus terjaga sepanjang hayat.
“Apa yang telah terjadi di masa lalu harus menjadi pengingat kita semua untuk menghindari potensi konflik di masa depan. Mari bersama membangun Aceh lebih sejahtera dan berkeadilan,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.