Liputan Eksklusif Aceh

Liputan Eksklusif Aceh : Menguji Nyali di Sarang Buaya Aceh Singkil 

Di kawasan itu buaya berukuran besar bisanya menampakan diri untuk memangsa monyet yang lengah.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
PERINGATAN: Papan peringatan bahaya buaya di kawasan Lae Treup Singkil, Aceh Singkil. 

Penulis: Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Lengkung langit biru mengantar pelayaran, ketika deru mesin mulai mendorong laju perahu sore itu.

Tujuannya markas buaya di sepanjang alur sungai, sekitar muara dan hamparan rawa Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.

Naik perahu kayu ditemani Andang pemandu wisatawan dan Dayah yang bertugas sebagai juru mudi.

Petualang dimulai dari bawah jembatan Desa Suka Makmur, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil

Sampai di kolong jembatan Kilangan, belasan bocah laki-laki segera beratraksi salto ke sungai, melihat kamera mengarah kepada mereka.

BUAYA: Buaya yang berhasil ditangkap warga Singkil, Aceh Singkil, tahun 2015 lalu ketika awal mula terjadi konflik dengan manusia.
BUAYA: Buaya yang berhasil ditangkap warga Singkil, Aceh Singkil, tahun 2015 lalu ketika awal mula terjadi konflik dengan manusia. (SERAMBINEWS.COM/ DEDE ROSADI)

Sepuluh menit berlalu tumbuhan bakung, berambang dan nipah berjejer memagari sungai. 

Di kawasan itu, aliran air sungai lebih tenang.  Kawanan monyet saling kejar berebut buah berambang. 

Baca juga: Konflik Berkepanjangan Manusia vs Buaya di Aceh Singkil, Belasan Korban Berjatuhan

Kawasan tersebut paling digemari wisatawan petualang Eropa, yang ingin melihat buaya dari jarak dekat. 

Di kawasan itu buaya berukuran besar bisanya menampakan diri untuk memangsa monyet yang lengah. 

Sore itu, buaya predator sedang tak mengintai mangsa. Kehadiran perahu nelayan yang baru pulang melaut, mendorongnya bersembunyi ke dalam air sungai. 

Dayah nakhoda perahu berpengalaman mengantar turis Eropa, kembali memajukan perahu. 

Kurang dari lima menit tiba di belakang banguna pasar Lama Singkil, tiga pria bertelanjang dada sedang menyelam mengambil lokan (kerang sungai-red) di dasar sungai. 

Menyelam sama sekali tanpa alat bantu. Hanya modal pegangan ke tali perahu agar tak hanyut terbawa arus sungai. 

Di atas perahu karung berwarna putih mulai dipenuhi lokan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved