Liputan Eksklusif Aceh

Terkait Penggunaan Bahasa Aceh di Langsa Menurun, Remaja Ini Akui di Lingkungan Berbahasa Indonesia 

Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggalnya tidak hanya suku Aceh saja, tapi banyak suku lainnya, jadi interkasi di sekitar umumnya Bahasa

Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
TAK LANCAR BERBAHASA ACEH - Salah satu remaja di Kota Langsa yang kedua orang tuanya Aceh, M Alfath Maula Zikra, mengaku, memahami arti dari ucapan Bahasa Aceh. Namun berinteraksi atau mengucapkannya tidak begitu lancar. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggalnya tidak hanya suku Aceh saja, tapi banyak suku lainnya, jadi interkasi di sekitar umumnya Bahasa Indonesia. 

Selama ini penggunaan bahasa Aceh memang mulai jarang terdengar di tempat umum, salah satunya disebabkan di Kota Langsa masyarakatnya berasal dari berbagai latar suku.

 Bahasa Aceh Mulai Jarang Terdengar

Warga Kota Langsa, Khairun Nufus, SP, kepada Serambinews.com, mengaku, dirinya masih menggunakan bahasa Aceh.

Tetapi umumnya saat berada di rumah saat berinteraksi dengan orang tua dan saudara.

Baca juga: Dapat Skor 3 dari UNESCO dan Terancam Punah, Masyarakat Diajak Lestarikan Bahasa Aceh Sejak Dini

Namun, saat berada di tempat umum seperti cafe/warkop, pasar, dan lainnya mungkin lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia, karena lawan bicara juga tidak berbahasa Aceh

Ia mencotohkan, saat masih beranjak SD hingga SMA dengan kondisi saat ini memang jauh berubah, dulu mungkin sesama anak Aceh masih berinteraksi dengan Bahasa Aceh.

Tetapi saat ini, penggunaan bahasa Aceh walaupun sesama anak dari suku Aceh sudah jarang terdengar.

Mungkin itu didasarkan kebiasaan di lingkungan sekitar dan di rumah yang tidak lagi menggunakan bahaa Aceh.

Penyebab utama hilangnya penggunaan Bahasa Aceh ini, selain dari rumah antara orang tua dan anak tidak menggunakan bahasa Aceh, teknologi seperti gedge termasuk televisi yang menggunakan bahasa Indonesia, sehingga anak-anak sekarang terbiasa berbahasa Indonesia. 

Kemudian menggunakan Bahasa Aceh pada sebagian anak Aceh sendiri juga menganggapnya kolot atau gengsi, sehingga Bahasa Aceh bagi mereka menjadi tabu dan semakin memudar. 

Baca juga: Budaya dan Bahasa Aceh Urgensi dan Upaya Pelestariannya

Kondisi yang terus terjadi ini, Nufus khawatirkan akan berdampak hilangnya indetitas ke-Acehan pada anak Aceh sendiri yang ada di wilayah ini.

Perlu adanya duduk bersama Pemerintah terkait atau lembaga-lembaga terkait lainnyaseperti MAA untuk membahas kondisi ini sebagai  upaya pelestarian bahasa daerah tersebut.

Bahkan di tingkat Provinsi Aceh, Lembaga Wali Nanggroe harus  melihat dan berperan untuk mencari solusi, dalam rangka menjaga bahasa daerah di Aceh ini. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved