Ucapan Terakhir Satria Arta Kumbara Usai Terluka Parah Dihujani Drone dan Mortir Ukraina
Dalam keadaan lemah, Satria sempat menyampaikan ucapan Dirgahayu RI dan harapan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
SERAMBINEWS.COM - Satria Arta Kumbara, mantan Marinir TNI AL yang bergabung dengan militer Rusia, kini kembali menjadi sorotan publik.
Satria Arta Kumbara dilaporkan mengalami luka parah di bagian kepala setelah dikepung drone kamikaze dan dihujani mortir oleh pasukan Ukraina di garis depan pertempuran.
Kondisinya terungkap dalam video yang diunggah Ruslan Buton, mantan perwira TNI, yang menunjukkan wajah Satria berlumuran darah dan kepala dibalut perban.
Dalam keadaan lemah, Satria sempat menyampaikan ucapan Dirgahayu RI dan harapan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Mantan Marinir TNI AL yang bergabung dengan tentara Rusia dalam pertempuran di garis depan melawan Ukraina, Satria Arta Kumbara, kini dalam kondisi terluka parah.
Kondisi Satria tersebut diketahui dalam video yang tampilkan Ruslan Buton yang juga mantan TNI, melalui akunnya Tiktoknya, Kamis (21/8/2025).
Dalam video tersebut terlihat kondisi kepala Satria yang dibalut perban.
Bekas aliran darah yang turun dari kepala masih terlihat di bagian pipi kirinya.
Demikian juga di bagian bibirnya masih terlihat gumpalan darah.
Dalam video tersebut, dengan susah payah, Satria mengucapkan selamat Dirgahayu Republik Indonesia.
"Dirgahayu Republik Indonesia,"
"Mudah-mudahan, rakyat semakin sejahtera, tercipta lapangan kerja yang banyak untuk kesejahteraan rakyat,"
"Sekali merdeka tetap merdeka," ucap Satria.
Video tersebut merupakan kiriman Satria kepada Ruslan Buton melalui aplikasi chating WhatsApp.
Dalam percakapan itu, Satria mengatakan bahwa dirinya dikepung drone Kamikaze Z dan ditembaki mortir.
"Saya dievakuasi mundur sekarang komandan, tetapi lagi transit di titik poin lain karena drone dan artileri Ukraina sedang maksimal kerja," tulis Satria.
"Saya harus jalan 10 kilometer lagi ke titik aman komandan," tambahnya dalam chatingan berikutnya.
Setelah itu chat terputus. Terlihat ada riwayat panggilan video dari Ruslan Buton dan juga voice note. Tetapi tidak ada balasan lagi dari Satria.
Sementara Ruslan Buton dalam video postingannya menyampaikan, komunikasinya dengan Satria terjadi pada hari Rabu 20 Agustus 2025, tepat pukul 15.58 Wib..
"Saya berkomunikasi dengan Staria Arta Kumbara melalui chat WA," katanya.
Ruslan Buton menyampaikan bahwa Satria saat ini sedang dalam proses evakuasi karena terluka parah di bagian kepala.
Satria disebutkan Ruslan, tidak hanya mendapat serangan drone, tetapi juga mendapat tembakan mortir yang bertubi-tubi.
"Saudara Sartria Arta Kumbara mengalami cedera terkena percikan peluru dan kepalanya penuh luka," ucap Ruslan Buton.
Satria lanjut Ruslan Buton, juga meminta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar bisa selamat dari kondisi tersebut.
Begitu mengetahui kondisi Satria, Ruslan Buton mengaku mencoba menghiubunginya melalui video call, namun statusnya hanya memanggil, tidak berdering.
"Kemudian saya kirim voice note (catatan suara), juga hanya centang satu," timpalnya.
Ruslan Buton berharap Satria Arta Kumbara bisa selamat dari perang tersebut.
"Kita juga berharap Pemerintah bisa memfasilitasi saudara Satria Arta Kumbara agar bisa kembali bergabung bersama keluarganya," harap Ruslan Buton.
Baca juga: Satria Kumbara Terluka Parah, Dikepung Drone dan Dihujani Mortir Ukraina
Alasan Gabung Tentara Rusia
Satria Arta Kumbara adalah mantan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Sersan Dua (Serda). Ia pernah bertugas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar), Cilandak, Jakarta Selatan.
Karier militernya berakhir setelah ia melakukan desersi—meninggalkan tugas tanpa izin—pada 13 Juni 2022.
Akibat pelanggaran tersebut, ia dijatuhi hukuman penjara satu tahun dan dipecat secara tidak hormat dari TNI AL berdasarkan putusan pengadilan militer.
Setelah pemecatannya, Satria bergabung sebagai tentara bayaran dalam Russian Special Military Operations dan ikut bertempur di Ukraina.
Dalam video permintaan maaf yang viral, ia mengaku bergabung karena alasan ekonomi dan tidak memahami konsekuensi hukum dari tindakannya.
Ia menyatakan bahwa keputusan itu diambil demi mencari nafkah, bukan untuk mengkhianati Indonesia.
Karena bergabung dengan militer asing tanpa izin Presiden, Satria secara otomatis kehilangan status sebagai Warga Negara Indonesia, sesuai Pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
Untuk kembali menjadi WNI, ia harus mengajukan permohonan naturalisasi, namun masih terikat kontrak militer di Rusia.
Jika pulang ke Indonesia, ia juga harus menghadapi konsekuensi hukum atas desersi.
Baca juga: Putin tak Peduli dengan Nasib Mantan Marinir Indonesia Satria Kumbara
Sikap Pemerintah Rusia
Sementara itu, Pemerintah Rusia mengaku tak peduli dan tak ambil pusing dengan Satria Arta Kumbara.
Satria bergabung dengan pasukan Rusia untuk berperang dengan Ukraina atas keputusannya sendiri.
Dan tentunya, Satria juga harus siap dengan konsekwensi dari keputusannya itu.
Moskow bahkan mengaku tidak memiliki informasi apa pun tentang Satria Arta Kumbara dan bagaimana nasibnya saat ini.
Hal itu disampaikan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov.
Tolchenov mengaku baru mengetahui informasi terkait Satria dari pemberitaan di Indonesia.
Ia telah mengonfirmasikan kabar tersebut kepada atase pertahanan, yang juga mengaku tidak memiliki informasi apapun soal Satria.
Sergei Tolchenov juga menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta tidak pernah melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia.
“Saya menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia,” katanya di Jakarta, Rabu (20/8/2025), melansir Antara.
Meski begitu, ia mengamini bahwa orang asing bisa mendaftar menjadi Angkatan Bersenjata Rusia secara sukarela.
“Personel profesional yang merupakan warga negara Rusia atau dalam beberapa kasus orang asing, bisa menandatangani kontrak (bergabung ke militer Rusia),” lanjutnya.
Namun, Tolchenov menegaskan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang dihadapi Satria di Indonesia akibat keputusannya itu.
“Jika (Satria) Kumbara melanggar undang-undang Indonesia, hal itu adalah tanggung jawabnya sendiri,"
"Karena sebagai WNI, ia seharusnya paham apa yang bisa ia lakukan dan tidak,” ucap Tolchenov.
Sergei Tolchenov juga menyatakan bahwa pihaknya belum menerima permohonan bantuan apapun baik dari pemerintah Indonesia maupun dari Satria atau keluarganya untuk menyelesaikan masalah ini.
Satria, baru-baru ini menyatakan ingin kembali ke Indonesia dan memohon menjadi WNI lagi.
Dalam video permintaan maaf yang viral, Satria mengaku menandatangani kontrak dengan militer Rusia karena alasan ekonomi tanpa memahami konsekuensi hukum.
Namun demikian, status kewarganegaraannya telah dicabut karena ia melanggar Pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa WNI yang bergabung dengan dinas militer asing tanpa izin Presiden otomatis kehilangan status sebagai warga negara Indonesia.
Untuk kembali menjadi WNI, Satria harus mengajukan naturalisasi, tetapi ia masih terikat kontrak militer di Rusia.
Jika kembali ke Indonesia, ia harus menghadapi konsekuensi hukum atas desersi.
Baca juga: Satria Arta Kumbara Rela Jadi Tentara Rusia Demi Impian Anak Jadi Dokter: Wakafa Billahi Syahida
Siapa Ruslan Buton?
Lalu siapa Ruslan Buton yang berkomunikasi dan mengabarkan kondisi Satria Arta Kumbara?
Ruslan Buton merupakan mantan perwira TNI AD yang dipecat dari TNI karena terlibat kasus pembunuhan.
Pria kelahiran 4 Juli 1975 ini memiliki pangkat terakhir di TNI AD sebagai Kapten Infanteri.
Setelah bebas pada tahun 2019, Ruslan Buton membentuk kelompok mantan prajurit TNI dari 3 matra, yaitu Darat, Laut dan Udara yang disebut Serdadu Eks Trimatra Nusantara.
Ia lantas menyebut dirinya sebagai Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara.
Menurut Ruslan, Yayasan ini lahir dari ide para mantan tentara untuk melanjutkan perjuangan mereka membela Ibu Pertiwi.
Kelompok ini secara resmi dideklarasikan pada 25 Januari 2020 lalu.
Baca juga: Nelayan Abdya Praktekkan Cara Gunakan Alat Fishfinder di Laut Lepas
Baca juga: Buka Turnamen Piala Menpora U-15 Regional Aceh, Armia Pahmi Ingatkan Sportivitas dan Prestasi
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Per Mayam di Banda Aceh ‘Tahan Napas’, 22 Agustus 2025 Dijual Segini
VIDEO Detik-detik Hamas Serang Sekelompok Tentara Israel |
![]() |
---|
VIDEO Benteng Terakhir Hamas: Israel Luncurkan Operasi Besar-besaran di Kota Gaza |
![]() |
---|
Brigade Qassam Sergap Patroli Tentara Israel dengan Bom Tanam, 5 Tewas 20 Luka-luka |
![]() |
---|
Kehancuran Rumah Sakit Nasser Gaza usai Serangan Ganda Israel, 22 Orang Tewas Termasuk 5 Jurnalis |
![]() |
---|
Tentara Israel Terus Merangsek ke Kota Gaza, Bunuh dan Usir warga Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.