Breaking News

Berita Banda Aceh

Bentuk Komunitas Jurnalis Sekolah, Siswa dan Guru SMA Banda Aceh Deklarasikan Antihoaks 

Sebaliknya, para jurnalis sekolah itu bertekad untuk terus menghasilkan karya dalam bentuk berita, feature, dan artikel opini sebagai langkah antisipa

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
ANTIHOAKS - Sebanyak 25 siswa dan lima guru SMA di Banda Aceh membentuk komunitas jurnalis sekolah dan mendeklarasikan gerakan antihoaks seusai workshop literasi dan numerasi di Aula Dinas Pendidikan Aceh, Jumat (22/8/2025). 

Pelatihan ini dilaksanakan berdasarkan Hibah Pengabdian kepada Masyarakat dari Kemendiktisaintek bekerja sama dengan MGMP Bahasa Indonesia SMA Kota Banda Aceh.

"Kami berharap guru, kepala sekolah, dan Dinas Pendidikan Aceh melanjutkan kegiatan menulis opini dan feature untuk menangkal hoaks sekaligus memperkuat kemampuan literasi dan numerasi siswa," ujar Prof Harun selaku ketua pengabdi. 

Luaran kegiatan pengabdian ini adalah buku Antologi Opini dan Buku Antologi Feature yang ditulis oleh siswa dan guru. 

"Selain itu, dibentuk juga Forum Jurnalis Sekolah pada Platform Getmath," tambah Prof Dr Rahmah Johar MPd selaku anggota pengabdi sekaligus Kepala Pusat Riset dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PRP-PMRI) USK.

Sebelum penutupan, Prof Rahmah memandu siswa membuat akun pada platform getmath tersebut, sehingga ada wadah online untuk saling berbagi dan memberikan masukan terhadap tulisan dalam Komunitas.

Baca juga: Nasib Tenaga Kontrak Belum Jelas, Wali Kota Banda Aceh Janji Perjuangkan PPPK Paruh Waktu ke Pusat

Dr Sulastri MLd sebagai anggota pengabdi menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh guru bahasa Indonesia melalui komunitas belajar (Kombel) atau Musyawarah Guru Maat Pelajaran (MGMP), yaitu siswa kesulitan menyaring informasi yang benar dan minimnya pemanfaatan sumber informasi yang valid.

"Keterbatasan guru dalam membimbing siswa, kurangnya program literasi di sekolah, serta rendahnya dukungan orang tua turut menjadi faktor penghambat,” imbuhnya. 

Salah satu narasumber, Yarmen Dinamika menyampaikan apresiasi kepada 25 siswa yang mewakili lima SMA di Kota Banda Aceh tersebut.

“Meskipun teori yang saya berikan terbatas dari segi waktu, tapi siswa dapat menyelesaikan opini mereka dalam waktu 2 x24 jam. Demikian pula dengan feature,” ujarnya. 

Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kota Banda Aceh, Fatimah Kosasih MPd merasa beruntung dilibatkan sebagai mitra karena memberikan benefit baru kepada guru bahsa Indonesia dalam mencetak para jurnalis sekolah.

“Kami akan mengimbaskan keterampilan menulis ini ke SMA lain di Banda Aceh,” tambah Fatimah.

Baca juga: Istri di Banda Aceh Pasok Berondong ke Rumah saat Suami Dinas Luar Kota, Rahasia Gelap Terkuak

Sebelum penutupan, diumumkan juga para juara dan diberikan piagam penghargaan.

Sementara itu, saat menutup workshop,
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis menyampaikan apresiasi kepada tim dari USK yang telah memberikan kesempatan kepada siswa menjadi jurnalis muda untuk mengaktualisasikan kemampuan literasi dan numerasi mereka.

"Kita mendukung kegiatan ini dan akan melanjutkannya untuk kabupaten/kota di Provinsi Aceh, supaya tabayyun terhadap informasi di daerah Aceh terus dibudayakan," tegasnya.

Ia juga mengingatkan para jurnalis sekolah tersebut untuk terus berkarya, karena kalau 'skill' tidak terus diasah, bisa lupa nantinya. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved