Cahaya Aceh
Museum Keliling Masuk Sekolah, Alternatif Edukasi Kesadaran Mitigasi Bencana
UPTD Museum Tsunami Aceh kembali menghadirkan inovasi edukasi kesadaran mitigasi kebencanaan melalui program “Museum Keliling”.
UPTD Museum Tsunami Aceh kembali menghadirkan inovasi edukasi kesadaran mitigasi kebencanaan melalui program “Museum Keliling”. Terbaru, inovasi ini digelar di SMP Negeri 1 Banda Aceh.
PROGRAM ini berhasil menyedot perhatian ratusan pelajar, guru, dan staf sekolah yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar interaktif. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, M Syahputra AZ melalui Kepala Seksi Edukasi dan Preparasi, Abdul Lathief, mengatakan program ini merupakan bagian dari komitmen museum untuk menjangkau komunitas yang lebih luas. Termasuk menjadikan sejarah dan ilmu kebencanaan tidak hanya dapat diakses di dalam gedung museum, tetapi juga aktif dibawa ke tengah-tengah masyarakat, khususnya generasi muda yang lahir paska tragedi 2004. "Ini bukan sekadar pameran, tetapi transfer nilai ketangguhan, solidaritas, dan kecintaan pada ilmu pengetahuan," katanya, Minggu (24/8/2025).
Abdul Latief juga menegaskan, alasan pihaknya memilih SMP Negeri 1 Banda Aceh dsebagai titik pelaksanaan program Museum Keliling tahun ini karena lokasinya berada di kawasan yang termasuk zona rawan tsunami.
Dengan memilih sekolah tersebut, pihak museum berharap para siswa dapat lebih memahami potensi ancaman bencana yang ada di sekitar mereka, sekaligus meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat. “Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi sarana edukasi langsung yang relevan dengan kondisi lingkungan para peserta,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya program Museum Keliling sebagai jembatan yang menghubungkan memori para penyintas dengan semangat kesiapan generasi penerus.
Lebih dari sekadar edukasi
Abdul Latief menyebut, program Museum Keliling ini bukan hanya tentang pengetahuan teknis. Ia juga sarat dengan pesan kemanusiaan, pentingnya saling membantu, menjaga solidaritas, dan menghormati pengalaman para penyintas.
Ketika sebuah generasi yang lahir pascatsunami diajak mengenal kata “Smong”, memahami jalur evakuasi, dan belajar teknik pertolongan pertama, maka yang ditanamkan bukan sekadar ilmu, melainkan juga kesadaran bahwa bencana adalah bagian dari sejarah dan masa depan yang harus dihadapi dengan kesiapan.
Abdul Latief juga menjabarkan, melalui metode belajar yang berbeda, pihak museum berharap benih kesadaran mitigasi itu tertanam kuat dalam diri setiap peserta. “Anak-anak kita saat ini adalah generasi yang lahir dan tumbuh setelah tragedi besar di Aceh. Mereka perlu memahami serta dibentuk menjadi generasi tangguh bencana," ucapnya.
Kegiatan ini sejalan dengan misi Museum Tsunami yakni menjalankan aktivitas world class standard dalam hal riset, edukasi, evakuasi dan rekreasi kebencanaan tsunami dan mendukung kurikulum muatan lokal pendidikan kebencanaan yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Aceh.
Harus terus berlanjut
Kepala SMP Negeri 1 Banda Aceh, Rima Afriani, menyambut hangat inisiatif ini. Kegiatan Museum Keliling ini sangat luar biasa dan dinilai penting untuk generasi muda. "Kegiatan ini menjawab kebutuhan kami akan metode pembelajaran di luar kelas yang tidak hanya teoritis tetapi juga aplikatif dan menyentuh hati," ujarnya.
Biasanya, lanjut Rima, para pelajar hanya belajar kebencanaan ke Museum Tsunami, namun kali ini pihak museum yang datang ke sekolah. "Kami berharap kolaborasi seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Aceh,” harap Rima.(*)
Museum Tsunami Aceh
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh
M SYAHPUTRA AZWAR
Abdul Lathief
Museum Keliling Masuk Sekolah
Museum Tsunami Aceh Bersiap Kembangkan Digitalisasi |
![]() |
---|
Aceh Film Festival 2025 Resmi Ditutup, Sukses Merayakan Sinema Dunia dan Lokal |
![]() |
---|
Duta Besar Belanda dan Konjen Jepang Kagumi Museum Tsunami Aceh |
![]() |
---|
Selama Enam Bulan ke Depan, BPBA dan Disbudpar Aceh Gelar Pameran Kebencanaan |
![]() |
---|
Menyusuri Sabang, Surga Bahari di Ujung Barat Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.