Cahaya Aceh
Selama Enam Bulan ke Depan, BPBA dan Disbudpar Aceh Gelar Pameran Kebencanaan
Selain mengenang tragedi masa lalu, pameran ini dirancang sebagai ruang edukatif untuk membangun kesiapsiagaan publik terhadap bencana.
Selain mengenang tragedi masa lalu, pameran ini dirancang sebagai ruang edukatif untuk membangun kesiapsiagaan publik terhadap bencana.
UNIT Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Tsunami Aceh menggelar pameran temporer kebencanaan dengan tema “Kenali Bencana, Bersiap Sebelum Terlambat”. Pameran tersebut berlangsung sejak Rabu, 9 Juli 2025 hingga enam bulan ke depan.
Pameran ini merupakan inisiasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh sebagai upaya untuk memperkuat literasi kebencanaan masyarakat melalui pendekatan sejarah, budaya, dan teknologi.
“Data kuratorial pameran ini merupakan hasil sinergi yang apik dengan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh, guna menjamin kelengkapan dan akurasi informasi yang disajikan kepada pengunjung,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal melalui Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, M. Syahputra AZ, Minggu (24/8/2025).
M. Syahputra menyatakan, bahwa pameran ini dirancang tidak hanya sebagai ruang untuk mengenang tragedi, tetapi juga sebagai ruang belajar yang esensial untuk masa depan. "Tujuan utama pameran ini adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap berbagai jenis bencana, khususnya dalam memahami prosedur evakuasi yang aman dan tepat," sebutnya.
Ia menambahkan, melalui instalasi edukatif, dokumentasi visual, dan narasi berbasis data, museum ingin mengajak masyarakat untuk lebih siap dalam menghadapi potensi bencana, baik alam maupun non-alam.
Laboratorium ketangguhan bangsa
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Nara Setia, turut menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar ruang mengenang tragedi, melainkan sebuah laboratorium ketangguhan bangsa.
Ia menekankan bahwa dampak bencana dapat diminimalkan jika masyarakat memiliki pemahaman dan kesiapan yang memadai.
"Pameran ini diharapkan dapat mendorong generasi muda, pelajar, dan komunitas untuk menjadi agen perubahan yang menyebarkan budaya siaga bencana di lingkungannya," tuturnya.
Ia menekankan, bencana memang tidak dapat dihindari, tetapi dampaknya dapat dikurangi secara signifikan jika kita memahami dan menyiapkan diri dengan baik. "Melalui pameran ini, Museum Tsunami Aceh diharapkan menjadi ‘living monument’ yang mengubah memori kolektif tentang trauma menjadi aksi kesiapsiagaan," tutup Nara. Pameran “Kenali Bencana, Bersiap Sebelum Terlambat” diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membangun Aceh yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.(*)
Museum Tsunami Aceh Bersiap Kembangkan Digitalisasi |
![]() |
---|
Aceh Film Festival 2025 Resmi Ditutup, Sukses Merayakan Sinema Dunia dan Lokal |
![]() |
---|
Duta Besar Belanda dan Konjen Jepang Kagumi Museum Tsunami Aceh |
![]() |
---|
Museum Keliling Masuk Sekolah, Alternatif Edukasi Kesadaran Mitigasi Bencana |
![]() |
---|
Menyusuri Sabang, Surga Bahari di Ujung Barat Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.