Saat ini, sebutnya, harga mulai turun sampai Rp 500 ribu per drum/220 liter. Sebelumnya laku dijual Rp 800 ribu per drum. “Harga tergantung dari daya beli tauke dan penampung di daerah lain,” katanya.
Turunnya harga, menurut Muda, lebih disebabkan tingginya biaya transportasi dan pengamanan di jalan.
Sebelumnya pada Rabu (8/1), Tim dari SKK Migas dan PT Pertamina (Persero) melakukan kunjungan ke lokasi pengeboran sumur liar di Kecamatan Ranto Peureulak. Kunjungan itu menindaklanjuti permohonan bupati yang meminta agar eks areal KSO bisa dikelola oleh masyarakat melalui badan usaha yang dibentuk Pemkab Aceh Timur. (yuh)