Cakrawala

Sahlan Hanafiah: Wali Nanggroe atau Jusuf Kalla, Bisa Mendamaikan ZIKIR

Penulis: Eddy Fitriadi
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GUBERNUR Aceh, Zaini Abdullah bersalaman dengan Wakil Gubernur Aceg, Muzakir Manaf.

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wakil Ketua Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik pada Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Sahlan Hanafiah menilai, harapan para aktivis Aceh lintas generasi agar Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf segera islah mewakili harapan seluruh masyarakat Aceh.

Meskipun menurutnya, ketidak-akuran antara gubernur dan wakil tidak hanya terjadi di Aceh saja. "Masyarakat ingin mereka berdua (Zaini-Muzakkir) segera islah, agar janji kampanye bisa segera direalisasikan. Dan ini sebenarnya fenomena nasional, bukan hal baru," ujarnya lewat sambungan telepon, Senin (10/8/2015).

Sahlan menambahkan, tokoh seperti Wali Nanggroe Malik Mahmud atau Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai cocok untuk mendamaikan mereka. "Malik Mahmud bisa mendamaikan mereka (Zaini-Muzakkir), atau inisiator perdamaian Aceh, Jusuf Kalla. Jadi ini momentum yang tepat untuk islah sebab masih ada setengah perjalanan lagi," jelasnya.

Dalam Cakrawala edisi Senin, 10 Agustus 2015, tim mengangkat topik Salam Serambi yang berjudul "Pemimpin Aceh Islah, Mengapa Tidak?" Program interaktif yang berlangsung selama satu jam ini (10.00-11.00 WIB) menghadirkan Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika dan dipandu host Nico Firza.

Yarmen menegaskan, islah mutlak dilakukan mengingat kebijakan optimalisasi dana otsus harus tepat sasaran. "Belum lagi soal 21 janji Zaini-Muzakkir yang sebagian besarnya belum terpenuhi, pengelolaan dana otsus, jadi islah harus segera dilakukan," ujarnya.

Sementara itu, beragam tanggapan dari penelepon mengharapkan agar Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf berhenti menunjukkan sikap saling serang di media. 

"Isu marahan seperti ini sebenarnya sudah tidak laku lagi di masyarakat, kita ingin mereka berhenti sandiwara, kembali fokus pada janji-janji kampanye dulu," ujar Didi.

Sedangkan penelepon lainnya, Herman, menanggapi pesimis soal realisasi janji "ZIKIR" itu. "21 janji zikir itu hal yang mustahil direalisasikan, kita tak mau bahas itu terlalu muluk. Yang jadi pertanyaan kenapa anak-anak sudah ikut jualan bendera menjelang 17 Agustus? Ini indikator kecil dalam melihat kemiskinan di Aceh," tandasnya. (*)

Berita Terkini