Advertorial

Dipilih Mualem, Siapa TA Khalid?

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TA Khalid

“DENGAN mengucapkan Bismilllahirrahmanirrahim, hari ini tanggal 1 Juni 2016, saya nyatakan wakil saya untuk maju pada Pilkada 2017 adalah saudara Ir TA Khalid.” Pernyataan Mualem (H. Muzakir Manaf) disambut pekikan “Allahu Akbar” oleh sejumlah orang yang hadir pada konferensi pers, di Kantor DPA-PA, Rabu (1/6) malam.

Pengumuman tersebut sekaligus menjawab pertanyaan besar selama ini tentang siapa sosok yang akan mendampingi Mualem pada Pilkada 2017. Bagi Mualem, TA Khalid yang saat ini menjabat Ketua Partai Gerindra Aceh, bukan hanya sekedar mewakili parnas, tapi lebih dari itu. Mualem menyebutkan, TA Khalid adalah orang yang bisa diajak berbincang dan selalu mau berdiskusi apapun masalah yang dihadapi. Mualem juga menyebutkan, ada kesesuaian visi dan misi antara dirinya dengan TA Khalid dalam cita-cita mewujudkan Aceh yang lebih bermartabat, lebih baik dan sejahtera di masa mendatang.

Lalu siapakah dan bagaimana latar belakang TA Khalid? Lahir di Meunasah Mee, Jangka Buya, Kabupaten Pidie (kini Pidie Jaya), 25 Februari 1970, TA Khalid mulai dikenal di dunia politik sejak 2003.

Saat itu, alumni Universitas Abulyatama ini memimpin Partai Bintang Reformasi (PBR) Lhokseumawe. Ia lantas terpilih sebagai anggota legislatif dan menjadi Ketua DPRK Lhokseumawe, 2004-2009.

Pada 2009 lalu, seharusnya TA Khalid lolos ke Senayan sebagai anggota DPD RI. Namun kemenangannya dalam pemilu kandas, dalam sengketa di Mahkamah Konstitusi. Salah satu hakim yang menangani perkara ini adalah Akil Mochtar, yang sekarang mendekam di penjara karena terbukti menerima suap dalam memutuskan beberapa perkara di MK.

Pada 2014, TA Khalid maju sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Gerindra. Meskipun sebagai ketua partai dirinya tidak keberatan menempati nomor urut tujuh (paling akhir) dalam daftar caleg DPR RI Dapil Aceh I dari Partai Gerindra. Dia mendorong sahabatnya yang merupakan mantan kombatan GAM, Fadhlullah alias Dek Fad untuk duduk di Senayan.

Keberhasilan TA Khalid sebagai Ketua DPD Gerindra Aceh terbukti saat Gerindra berhasil mengirim dua wakilnya ke DPR RI, tiga ke DPRA, dan puluhan anggota DPRK di sejumlah kabupaten/kota.

Padahal dia ditunjuk sebagai Ketua Gerindra Aceh hanya beberapa bulan menjelang Pemilu 2014. Jeda pemilu Dua tahun sebelumnya, pada tahun 2012, ketika Partai Aceh nyaris tidak bisa ikut pilkada karena kisruh regulasi, TA Khalid menjadi salah satu aktor yang membuat MK emerintahkan penghentian sementara tahapan pilkada, sekaligus memerintahkan KIP Aceh, membuka kembali tahapan pendaftaran.

Saat itulah, Partai Aceh mendaftarkan pasangan mereka, yaitu Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf (Zikir). Jauh sebelum Pemilu 2014 dan Pilkada 2012, tepatnya ketika masa-masa awal perdamaian Aceh tahun 2005, TA Khalid memainkan peran penting dalam proses transformasi sejumlah tokoh mantan kombatan GAM ke jalur politik.

Bersama beberapa rekannya, TA Khalid menjadi sosok di belakang kesuksesan almarhum Ibrahim KBS dalam menjalankan tugas sebagai juru bicara KPA/PA.

Beberapa pengamat mengatakan, peran dan kedekatan TA Khalid dengan para tokoh mantan kombatan ini menjadi salah satu pertimbangan Muzakir Manaf memilihnya sebagai orang yang tepat mendampinginya.

Selain tentunya, karena sebagai ketua partai berbasis nasional, TA Khalid sudah berpengalaman dan teruji di kancah nasional. Bersama-sama dengan pengurus parnas lainnya di Aceh, TA Khalid diyakini bisa menjadi penghubung dalam menyuarakan kepentingan Aceh di tingkat pusat.

Dalam beberapa kesempatan, Mualem menyebut TA Khalid adalah sosok teman yang sudah teruji kesetiaannya. TA juga sosok cerdas yang bisa diajak berdiskusi dan mencari solusi dalam rangka membangun Aceh yang lebih baik.(adv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Terkini