Gempa Pidie Jaya

Pemerintah Prioritaskan Rekonstruksi Sekolah Pasca Gempa Pidie Jaya

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa memperhatikan ruang belajar di SMKN Bandar Baru di Keude Paru, Pidie Jaya, Jumat (9/12), yang rusak parah dihantam gempa 7 Desember lalu. SERAMBI/M NAZAR

SERAMBINEWS.COM, PONTIANAK - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan saat ini penanganan prioritas pasca gempa di Pidie Jaya, beberapa waktu lalu adalah membangun kembali sekolah-sekolah.

Hal itu tak terlepas dari perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya kala sama-sama mengunjungi Pidie beberapa waktu silam.

"Untuk gempa Pidie Jaya kemarin perintah Presiden harus selesai dalam waktu satu atau dua minggu. Terutama fasilitas pendidikan dengan membangun sebanyak 160 sekolah-sekolah baru," ucap Basuki saat melakukan kunjungan ke Pontianak, Selasa (20/12/2016).

Basuki menambahkan, sementara membangun sekolah, pihaknya bersama dengan BNPB, TNI, dan Polri membangun sekolah-sekolah darurat agar anak-anak di Pidie dan sekitarnya bisa tetap mendapatkan pendidikan.

Sementara itu, di tempat terpisah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga menegaskan bahwa Teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) akan digunakan dalam rekonstruksi permanen sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa.

Penggunaan teknologi RISHA ini bukanlah yang pertama di Aceh. Sebelumnya, teknologi ini digunakan dalam rekonstruksi bangunan rusak pasca gempa dan tsunami 2004 dan terbukti saat ini bangunan tersebut masih dalam kondisi baik.

"Akan disepakati tipikal desain untuk bangunan permanen bangunan sekolah yang direkonstruksi ini adalah precast concrete mengacu pada standar desain yang disebut oleh Balitbang adalah RISHA, ini sudah teruji di Pidie," ujar Danis dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (20/12/2016).

Sebelumnya Danis mengungkapkan bahwa untuk pembangunan sekolah secara permanen ini akan ditargetkan dimulai pada Februari sampai Desember 2017, setelah dibangun sekolah sementara untuk para siswa belajar.

Pembangunannya sendiri akan dilakukan oleh beberapa BUMN Karya, baik untuk konstruksi maupun konsultan pengawasnya.

BUMN yang terlibat di antaranya adalah Waskita Karya,  Hutama Karya, Adhi Karya, Nindya Karya, Bina Karya, Wijaya Karya, Brantras Abripraya, PP, Waskita, Yodya Karya dan Virama Karya, yang akan dibagi menjadi tiga zona pekerjaan berdasarkan wilayah kerja.

BUMN tersebut, setelah menyepakati desain dan standarisasi bangunan akan langsung melakukan pabrikasi pra-cetak dan kemudian mulai pemasangan.

"Jenis pekerjaannya lebih banyak pabrikasi karena ini untuk menjamin standarisasi, kualitas dan kecepatan," tambah Danis.

Untuk bangunan kelas sementara Kementerian PUPR dan BUMN sepakat untuk membuat ruangan kelas dengan sistem modular dengan metode bongkar pasang menggunakan baja ringan.

Kelas-kelas sementara itu ditargetkan bisa rampung pada akhir Januari 2017 nanti. Berdasarkan data BNPB per 19 Desember 2016 telah teridentifikasi sebanyak 159 sekolah mengalami kerusakan ringan dan berat.

Saat ini BNPB telah membersihkan 13 sekolah, 8 diantaranya sudah bersih 100 persen. Sambil menunggu pendataan dan audit teknis di lokasi lain, rekonstruksi akan fokus di 13 sekolah tersebut.(Ridwan Aji Pitoko)

Berita Terkini