Laporan Fikar W.Eda | Takengon
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Siapa sangka, Sultan terakhir Aceh Muhammad Daud Sjah pernah tinggal dalam gua lebih dari setahun, menghindari kejaran Belanda.
Gua itu bernama Loyang Sekam, berada di Kampung Gunung Suku, Rawe, Kecamatan Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah.
Baca: Ribuan Orang Saksikan Proses Munik Ni Reje, Pelantikan Secara Adat Bupati/Wabup Aceh Tengah
Baca: Menikmati Sensasi Permadani Melayang di Burni Telege, Aceh Tengah
Lebih kurang 15 Km selatan Kota Takengon, Ibukota Aceh Tengah.
Gua tersebut bersisian langsung dengan Danau Laut Tawar.
Loyang dalam bahasa Gayo berarti gua atau gunung yang berlubang.
Sekam, adalah sisa atau ampas kotoran kelelawar yang memenuhi lantai gua.
Baca: Shabela dan Firdaus Pimpin Aceh Tengah
Baca: Tiga Ekor Harimau Berkeliaran di Kampung Arul Item, Aceh Tengah, Warga Takut ke Kebun
Sesekali masyarakat mengambil kotoran hewan malam itu untuk pupuk.
Kepala Dusun Gunung Suku Rawe, M. Syarif Aman Mas menyebutkan lebih setahun Sultan Daud Sjah berada di sana, di bawah perlindungan dan pengawalan para panglima Gayo dan masyarakat.
Ruang dalam gua tampak luas.
Lebar ruangan dalam gua sekitar 30 meter.
Baca: Ini Pesan Gubernur Irwandi kepada Bupati Baru Aceh Tengah, Jangan Biarkan Petani Terjerat Rentenir
Baca: Empat Varietas Lokal Asal Aceh Tengah Resmi Terdaftar Secara Nasional
M Syarif menunjuk salah satu sudut gua sebagai ruang tidur sultan.
Sultan diselamatkan ke Tanah Gayo setelah Benteng Batee Ilie, Samalanga jatuh.
Sultan berada di Gayo 1901-1903.(*)