Butuh Rp 50 M untuk Perbaiki Lintas Geumpang-Tutut

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ALAT berat membersihkan longsor di Jalan Meulaboh-Geumpang, kawasan Lancong, Kecamatan Sungaimas, Aceh Barat

* Proyeknya Segera Dilelang

BANDA ACEH - Untuk memperbaiki badan jalan provinsi yang rusak di lintasan Tutut-Kubu Aneuk Manyak, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh pada tahun anggaran 2018 sudah mengalokasikan dana Rp 50 miliar dalam RAPBA 2018.

“Setelah RAPBA 2018-nya disahkan DPRA menjadi qanun, paket proyeknya langsung kita lelang,” kata Rizal Aswandi kepada Serambi di Banda Aceh, Selasa (16/1).

Menurut Rizal Aswandi, ruas jalan Tutut-Kubu Aneuk Manyak yang badan jalannya banyak telah berlubang dan longsor masuk ke dalam paket proyek perbaikan badan jalan ruas Geumpang-Tutut sepanjang 12 km. Ruas jalan yang rusak ada beberapa titik. Sedangkan total panjang jalan sekitar 112,29 km.

Ruas jalan Geumpang-Tutut itu, kata Rizal, dibuka dan diaspal pada masa Pemerintahan Gubernur Aceh, Prof Dr Ibrahim Hasan MBA dan wakilnya Letjen TNI Teuku Djohan. Tujuan pembukaannya, pertama adalah untuk dijadikan ruas jalan alternatif, lintas tengah dari pesisir pantai timur-utara Aceh langsung ke pesisir pantai barat-selatan Aceh melalui Geumpang (Pidie)-Tutut (Aceh Barat), begitu juga sebaliknya.

Kedua, kata Rizal Aswandi, jika sewaktu-waktu ruas jalan Banda Aceh-Lamno melalui pinggiran Gunung Kulu, Paro, dan Geurutee, amblas akibat bencana alam, longsor atau gempa dan tsunami, sehingga tak bisa dilalui kendaraan bermotor, baik roda dua, tiga, empat, dan lainnya, masyarakat Aceh yang ingin ke Aceh Barat dan Aceh Selatan bisa melalui ruas jalan Geumpang-Tutut.

Ruas jalan Geumpang-Tutut itu, kata Rizal, sudah sangat berjasa bagi masyarakat Aceh, terutama pada waktu peristwa bencana alam gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004 lalu. Akibat gempa bumi dan tsunami, 150 km dari 250 km ruas jalan Banda Aceh-Meulaboh rusak parah, tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Lalu, sebagai jalur alternatifnya adalah ruas Geumpang-Tutut.

Apa yang diperkirkan almarhum Gubernur Ibrahim Hasan 23 tahun lalu, ruas jalan Geumpang-Tutut, itu akan menjadi ruas jalan alternatif dari wilayah pesisir pantai timur-utara Aceh ke pesisir pantai barat-selatan, sudah terbukti dan teruji pada 26 Desember 2004.

Suplai kebutuhan bahan pokok, obat-obatan, minuman, dan bahan bangunan rehab-rekons Aceh pascagempa dan tsunami untuk wilayah pesisir pantai barat dan selatan Aceh, dikerahkan melalui ruas jalan Geumpang-Tutut tersebut. Oleh karena itu, meski ruas jalan Banda Aceh-Meulaboh sekarang ini sudah bagus dan arus transportasinya sudah normal dan lancar, ruas jalan Geumpang-Tutut, masih tetap dilalui ratusan unit minibus L-300, terutama untuk jurusan Tapaktuan-Blangpidie-Nagan Raya-Meulaboh-Pidie-Bireuen-Lhokseumawe.

Menurut laporan pihak Dishub Aceh, sebut Rizal Aswandi, jumlah minibus dan mobil barang dari wilayah pesisisr pantai barat-selatan Aceh ke Pidie, Pijay, Bireuen, dan Lhokseumawe, dari wilayah pesisisr pantai barat-selatan Aceh sampai kini masih banyak. Tiap hari tidak kurang dari 150 minibus yang melintasi ruas jalan Geumpang-Tutut tersebut. Begitu juga mobil barang dan sepeda motornya.

Karena arus lalu lintasnya masih padat dilalui kendaraan penumpang dan barang, kata Rizal Aswandi, pihaknya terus akan merawat dan memperbaiki badan jalan yang telah longsor, amblas, dan berlubang tersebut.

Untuk menormalkan kondisi ruas badan jalan yang sudah rusak itu, lanjut Rizal, Dinas PUPR Aceh telah memprogramkan perbaikan ruas badan jalan yang rusak tersebut dengan sistem kontrak multiyears (bertahun jamak) atau lebih dari satu tahun. Pada tahun 2018 telah dialokasikan dana Rp 50 miliar dan tahun 2019, direncanakan dialokasikan lagi Rp 45 miliar, sehingga total dana yang akan digunakan untuk perbaikan badan jalan yang rusak pada ruas Geumpang-Tutut itu menjadi Rp 90 miliar.

Lebih jauh Rizal Aswandi mengungkapkan, ruas jalan tembus provinsi yang akan diperbaiki dan tingkatkan mutu jalannya, tidak hanya Geumpang-Tutut, tapi banyak yang lain.

Di antaranya, sebut Rizal Aswandi, Peureulak-Peunaron dan Peunaron-Lokop-batas Gayo Lues. Kemudian batas Aceh Timur-Pining dan Pining Blangkejeren. Selanjutnya, segmen Blangkejeren-Tongra dan Tongra-batas Aceh Barat Daya.

“Tujuan dari pembukaan ruas jalan itu, sama dengan tujuan pembukaan ruas jalan Geumpang-Tutut, yakni melancarkan arus transportasi barang dan penumpang dari wilayah pesisir pantai timur-utara Aceh dengan pesisir pantai barat-selatan Aceh, melalui sejumlah lintasan wilayah tengah untuk mempermudah masyarakat dan memperpendek jarak dan waktu tempuh,” ujar Rizal Aswandi. (her)

Berita Terkini