Akmal Ibrahim Mengaku Menangis Ketika Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Agung Abdya

Penulis: Zainun Yusuf
Editor: Yusmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Abdya, Akmal Ibrahim

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim mengaku pernah menangis ketika melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Abdya di Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie, sekitar tujuh tahun lalu.   

Akmal mengatakan, ketika meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Abdya, masa jabatan sebagai Bupati Abdya periode 2007-2012 hanya tersisa sekitar dua tahun lagi.

“Ketika itu, seperti ada firasat bahwa pembangunan masjid ini tak akan selesai, mengingat jabatan saya tinggal dua tahun lagi, sehingga saya menangis ketika meletakkan batu pertama,” kata Bupati Akmal Ibrahim dalam sambutan acara  peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 2018 M/1439 H di lokasi pertapakan Masjid Agung di Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie, Selasa (13/2/2018).

Baca: Akmal Ibrahim: Ubah Perencanaan untuk Tumbuhkan Sektor Riil

Meskipun menangis, namun  Akmal berusaha kuat agar tidak terlihat khalayak yang hadir di lokasi.

“Saya tetap menunduk agar tidak terlihat undangan karena seorang pemimpin tak boleh terlihat sedih, apalagi menangis. Ketika keluar dari lubang lokasi peletakan batu pertama, saya merangkul Ketua DPRK Abdya waktu itu yang sebenarnya merupakan isyarat bahwa pembangunan masjid ini agar dilanjutkan,” katanya.

Firasat Akmal ternyata benar bahwa Masjid Agung Abdya yang dimulai sekitar tujuh tahun lalu itu masih terbengkalai hingga ia dipilih lagi menjadi Bupati Abdya Periode 2017-2022.

Baca: Bupati Abdya Akmal Ibrahim: Perencanaan Pembangunan Aceh Ada yang Salah, Ubah Fokus

Bupati Akmal menyatakan tekadnya untuk melanjutkan pembangunan masjid tersebut sampai tuntas, setelah terbengkalai selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.  

”Momen peringatan maulid tahun ini kita pilih di lokasi pertapakan pembangunan masjid ini untuk menyatu semangat melanjutkan sampai tuntas pembangunan masjid yang sudah lama kita rencanakan,” ungkap Akmal.

Seperti dirancang sejak awal bahwa Masjid Agung Abdya bukan saja  sebagai tempat ibadah, melainkan berfungsi menjadi sarana perkantoran Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah, Kantor Majelis Permusyawatan Ulama (MPU) dan lembaga lain terkait dengan keagamaan.       

Akmal menambahkan, Masjid Agung Abdya nantinya benar-benar sebagai Rumah Allah, dalam artian masyarakat bisa kapan saja melaksanakan ibadah atau mengadu kepada Allah SWT.

“Jangan sampai terjadi masjid menjadi milik kita, lalu digembok pada malam hari sehingga terhalang orang lain yang ingin melaksanakan ibadah malam,” ungkapnya.  

Baca: Kas Abdya Kritis dan Banyak Utang, Akmal Ibrahim Curhat dan Mohon Maaf di Media Sosial

Acara peringatan maulid tingkat Kabupaten Abdya dihadiri Wakil Bupati, Muslizar MT, Anggota Forkopimkab, Sekda,  para Kepala SKPK, Anggota DPRK, Ketua MPU serta para ulama, pimpinan dayah dan tokoh masyarakat setempat.

Bupati Akmal dan Wakil Bupati Muslizar MT pada kesempatan itu menyerahkan secara simbolis santunan untuk anak yatim. (*)   

Berita Terkini