SERAMBINEWS.COM - Selama ini dipercaya, manusia primitif menggunakan dua tangan.
Namun tangan kanan mulai lebih sering dipakai pada zaman perunggu saat peralatan menjadi sangat penting.
Bahkan tangan kanan pun dianggap lebih superior daripada yang kiri.
Di masa Romawi kuno ada anggapan, tangan kiri adalah buruk. Sampai berabad-abad kemudian kidal masih dikaitkan dengan kecanggungan dan kebodohan.
Baca: Siang Ini Pangdam IM Mayjen TNI Moch Fachruddin Resmikan Kodim 0118 Subulussalam
Baca: Potret Kucing Liar Penghuni Masjid di Turki yang Dekat dengan Jemaah Hingga Boleh Masuk ke Mimbar
Berapa banyak jumlah orang kidal?
Tahun 1977 diadakan penelitian tentang karya seni, mulai lukisan batu di gua dari tahun 15000 SM hingga yang buatan tahun 1950, disimpulkan mayoritas pelukisnya menggunakan tangan kanan.
Kini proporsi orang kidal 8 - 10 % dari populasi total di dunia, meski sumber lain menyebutkan angka 10 - 15%.
Hingga kini belum pernah ditemukan jawaban pasti atas penyebab kidal.
Berhubung selama ini belum pernah tercatat adanya suatu budaya atau masyarakat yang seluruh anggotanya secara ekslusif kidal, lalu disimpulkan pemicu menjadi kidal bukanlah faktor budaya, tetapi biologis.
Namun, untuk menentukan apa persisnya penyebab kekidalan, memang sulit. Apalagi semasa bayi, manusia melewati beberapa tahap dalam menggunakan tangan.
Mulanya yang satu, kemudian yang lain, demikian berganti-ganti sampai di usia dua tahun, saat terbentuknya kecenderungan untuk lebih suka menggunakan salah satu tangan.
Sebenarnya, penelitian tentang tangan yang kidal dan yang bukan ini sudah mengusik pemikir tangguh Aristoteles dan Plato.
Baru tahun 1648 seorang dokter Inggris, Sir Thomas Browne, dalam bukunya Vulgar Errors, untuk pertama kalinya menghubungkannya dengan otak.