Padi Petani Aceh Timur Diserang Hama Wereng, Tim Gabungan Lakukan Penyemprotan Massal

Penulis: Seni Hendri
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim gabungan terdiri dari petugas Laboratorium Pertanian Aceh Timur, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Mantri Tani, Petugas Babinsa, keuchik dan petani melakukan pengendalian hama wereng batang coklat (WBC) yang menyerang padi petani dengan cara menyemprotkan pestisida jenis Applaud 10 WP yang dibantu Pemkab Aceh Timur, melalui Dinas Pertanian setempat, di Gampong Kabu, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, Rabu (28/3).

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur 

SERAMBINEWS.COM, IDI - Sekitar 10 hektar padi berumur 65-95 hari setelah tanam milik petani di Gampong Kabu, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, diserang hama wereng batang coklat (WBC) sejak seminggu terakhir.

“Serangan ringan sekitar 7 hektar, dan serangan sedang sekitar 2,5 hektar,” ungkap Staf Laboratorium Pertanian Aceh Timur, Abdussalam, didampingi Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Peureulak Barat, Marwan, Mantri Tani Zulfikar, Petugas Babinsa, dan Keuchik Gampong Kabu, Sayed Ali Alwi kepada Serambi, Rabu (27/3/2018).

Baca: Warga Julok Aceh Timur Simpan Delapan Surat Obligasi Wasiat Kakek dan Ayahnya

Rabu pagi Serambinews.com ikut menyaksikan langsung padi yang mati (puso) akibat serangan hama wereng batang coklat ini sejak enam hari lalu.

Namun, karena padi sudah berisi, dan tua sehingga tetap bisa dipanen.

 “Tapi kalau yang diserang padi belum berisi maka padi akan mati dan tidak bisa digunakan lagi,” jelas Abdussalam.

Baca: Kawanan Gajah Kembali Rusak Tanaman Petani di Seumanah Jaya Aceh Timur

Keuchik Gampong Kabu, Sayed Ali mengatakan, petani sudah berupaya mengendalikan hama WBC itu dengan cara menyemprotkan pestisida.

Namun, pestisida yang dimiliki petani tidak mampu mengatasinya.

“Karena obat yang disemprotkan petani tidak efektif, makanya langsung kita laporkan kepada petugas penyuluh, mantra tani dan petugas laboratorium. Alhamdulillah, hari ini (Rabu 27/3) mereka langsung turun membantu obat dan melakukan penyemprotan massal,” jelas Sayed Ali.

Baca: Warga Turunan Cina Diculik di Aceh Timur

Sayed Ali menambahkan, sebelumnya padi petani di daerah tidak pernah diserang penyakit hama WBC tersebut. Karena itu petani sangat khawatir.

Hasil padi petani di daerah ini, jelasnya, bisa mencapai 300 kilogram per rante, dengan sistem pengairan menggunakan sistem pompanisasi yang dikelola oleh BUMG, dengan sumber air dari sungai Peureulak.

“Setelah panen petani membayar 10 kilogram per rante kepada BUMG Barona,” jelasnya.

Halaman
12

Berita Terkini