Tak Terbukti Pakai Narkoba, Penyidik Masih Kesulitan Ungkap Motif Kasus Wakapolres Tembak Adik Ipar

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Kompol Fahrizal digiring personel Brimob Sumut gelar kasus di Mapolda Sumut, Medan, Kamis (5/4/2018). Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tiga Proyektil Peluru Bersarang di Kepala, 3 Lainnya di Bagian Kemaluan Korban, http://www.tribunnews.com/regional/2018/04/06/tiga-proyektil-peluru-bersarang-di-kepala-3-lainnya-di-bagian-kemaluan-korban?page=all. Editor: Dewi Agustina

SERAMBINEWS.COM, MEDAN - ‎Penyidik Polda Sumut rencananya akan ‎melakukan tes kejiwaan terhadap Kompol Fahrizal, tersangka penembakan terhadap adik iparnya, Jumingan alias Jun (33)‎ hingga tewas pada Rabu (4/4/2018) lalu.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, penyidik rencana akan melakukan tes kejiwaan, yang akan dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa di Polda Sumut

“Selain tes ‎kejiwaan, Polda Sumut juga sudah melakukan cek kesehatan keseluruhan terhadap Fahrizal,“ kata Rina saat dihubungi melalui aplikasi WhatsApp, Jumat (6/4/2018).

"Hasil pemeriksaan kesehatan secara umum bagus dan negatif menggunakan narkoba," tambahnya.

(Baca: Tembak Mati Adik Ipar di Kepala dan di Kemaluan, Wakapolres Lombok Tengah Terancam Hukuman Mati)

(Baca: Diinterogasi Kapolda Sumut, Wakapolres Penembak Adik Ipar Hanya Bereaksi Dingin, Tatapannya Kosong)

Lebih lanjut, Rina Sari mengaku belum bisa merincikan secara detail hasil penyidikan lanjutan atas penembakan yang dilakukan oleh Wakapolres Lombok Tengah tersebut.

"‎Motifnya belum tahu, karena sampai dengan saat ini tersangka belum diperiksa. Karena, masih linglung," tuturnya.

Rina mengatakan sudah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi sebanyak 4 orang. Seluruh saksi mayoritas dari keluarga Kompol Fahrizal dan juga keluarga korban.

"Untuk digelar pra rekontruksi belum tahu," ucap Rina.

(Baca: Wanita Ini Dihukum Mati Terbukti Bunuh Keluarga, 20 Tahun Menanti Eksekusi Akhirnya Dibebaskan)

Sementara itu, pihak penyidik Polda Sumut sudah melakukan olah TKP Jalan Tirtosari/Mestika Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan.

Kemudian, mengamankan sejumlah barang bukti satu pucuk senpi berjenis revolver, 6 butir selongsong amunisi, 1 butir proyektil, KTA Polri dan 1 buah kartu senpi.

Untuk diketahui, Kompol Fahrizal, sebelum menjabat Wakapolres Lombok Tengah, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia pernah menjabat dijajaran Polda Sumut seperti Kasat Reskrim Polres Labuhan Batu, Kasat Reskrim Polresta Medan, kemudian menjadi Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, sebelum akhirnya menempuh pendidikan Sespim.

Ingin Tembak Ibu

Sebelumnya, Teguh Muliono (56) paman Fahrizal sempat bercerita kepada awak media, mengenai kronologi penembakan itu.

Teguh mengungkapkan Fahrizal dan adik iparnya Jumingan sama sekali tidak memiliki masalah atau percekcokan di dalam keluarga.

"Saya memang terkejut terhadap berita ini. Setahu saya Fahrizal dan Jumingan tidak memiliki masalah, baik itu masalah keluarga maupun pribadi," ujar Teguh saat menceritakan peristiwa penembakan tersebut di Jalan Tirtosari, Kecamatan Medan Tembung, Medan, Kamis (5/4/2018).

(Baca: Sama-sama Dinilai Menistakan Agama, Kenapa Beda Perlakuan Ahok dan Sukma? Ini Penjelasan Ketua MUI)

Pelaku yang berpangkat Komisaris Polisi ini, tiba-tiba menembak Jumingan di rumah korban.

Teguh juga menyampaikan bahwa Fahrizal awalnya ingin menembak Kartini (Ibu kandungnya) namun dihalau oleh Jumingan.

"Semalam sehabis Salat Isa. Fahrizal datang dan sempat duduk-duduk sambil ngobrol baik-baik. Nah, masalah penembakan itu, memang awalnya ibunya mau ditembak, datang lah Jumingan menghalau dan ia langsung ditembak. Yang saya dengar sekali," ujarnya lagi.

Peristiwa ini memang sangat menyita perhatian warga setempat, pasalnya keluarga Fahrizal dan Jumingan tidak memiliki masalah atau percekcokan keluarga.

Teguh juga membenarkan hal tersebut.

"Enggak ada masalah keluarga. Waktu lebaran kemarin, baik-baik ajanya, enggak ada masalah atau cek-cok gitulah. Apalagi soal harta warisan, enggak ada," ucapnya lagi.

(Baca: Benarkah Ustaz Abdul Somad Minta Rp 60 Juta Sekali Ceramah? Ini Penjelasan Resmi UAS)

Kisah Haru

Di balik meninggalnya Jumingan (33) warga Jalan Tirtosari, Kelurahan Bantan, Medan Tembung, yang ditembak mati Kompol Fahrizal (41) menyisakan kisah yang mengharukan.

Seorang ibu-ibu warga sekitar bernama Ulin yang bertubuh gempal menceritakan bahwa Jumingan, di lingkungan dikenal sebagai sosok pribadi yang baik dan tidak pernah bermasalah dengan warga lainnya.

“Dia itu orangnya baik, selalu ramah sama warga-warga yang lain di Gang Keluarga ini. Pernah juga dia minjam perkakas seperti martil untuk benerin kursi," kata Ulin, Jumat (6/4/2018).

"Kalau lewat pasti selalu menegur dia. Biasa saya lihat dia pergi keluarga rumah untuk kerja sekitar jam 08.00 WIB dan pulangnya sekitar jam 17.00 WIB," tambahnya.

(Baca: Dua Media Malaysia Ulas Perceraian Ahok-Veronica Tan, Mulai dari Nama Samaran Hingga Bahasa Hokkian)

Selain dikenal mempunyai kepribadian yang baik, Jumingan juga dikenal aktif dalam pengajian atau perwiritan bapak-bapak di Kampung sekitar.

“Korban itu aktif dalam perwiritan, hampir setiap minggu selalu ikut perwiritan,“ katanya.

Lebih lanjut, Ulin mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, ternyata Jumingan sudah memberikan tanda-tanda bahwa ia tidak akan lama lagi berada di dunia.

Ternyata, apa yang disampaikan oleh Jumingan seminggu sebelumnya benar-benar menjadi kenyataan.

“Malam jumat ini aku nggak datang wirid ya, kalian saja yang datang kerumahku,“ kata Ulin menirukan perkataan Jumingan di perwiritan sebelum meninggal.

Kini Jumingan telah meninggal dunia. Ia tewas mengenaskan setelah dihujam dengan 6 tembakan yang mengarah ke bagian kepala, dada, dan perut.

Jumingan meninggalkan istrinya Henny dan seorang anak lelaki berusia 2 tahun.(tribun-medan.com)

Berita Terkini