SERAMBINEWS.COM - Apakah para pembaca sudah makan apam pada bulan Ra'jab 1439 Hijriah ini? tapi yang pasti pembaca sudah pernah makan apam sebelumnya.
Apam merupakan istilah orang Aceh, kalau bahasa Indonesia namanya Serabi dan ada juga menyebut nama surabi.
Di Aceh memang ada bulan khusus di mana warga yang didominasi kaum ibu-ibu ramai merayakan khanduri apam.
Baca: Seribu Peserta akan Tampil di Festival Tot Apam di Pidie, Ini Lokasinya
Tradisi terun temurun diperingati tiap bulan Ra'jab atau yang populer di Aceh beuleun apam berdasarkan kalender atau Almanak Aceh.
Bulan Ra'jab 1439 H kali ini jatuh pada 19 Maret - 16 April 2018 Masehi.
Beberapa daerah seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, misalnya di Pidie dan kabupaten/kota lain sudah melaksanakan tradisi Toet Apam (memasak apam).
Untuk tugas Toet Apam memang ini bagian ibu-ibu yang sibuk sejak sebelum hari H dan makin sibuk setelah shalat Subuh mempersiapkan bahan hingga proses memasak sampai selesai.
Baca: Ratusan Ibu-ibu Masak Apam Massal di Gampong Pukat, Pidie, Habiskan 100 Buah Kelapa
Bahan yang diperlukan seperti gula, tepung beras, santan kelapa, pisang, buah nangka untuk pelengkap kuah.
Biasanya dilakukan berkelompok-kelompok dalam satu kampung atau ada festival di kabupaten.
Perantau terdekat biasanya ada yang pulang untuk menikmati kuliner setahun sekali ini.
Setelah masak biasanya di bawa ke balai atau meunasah (surau) untuk dinikmati bersama-sama.
Nah! bagian ini baru tugas kaum lelaki, maksudnya tugas pajoh apam (makan apam).
Lalu bagaimana bentuk apam Aceh? yang pasti atas berwarna putih dan bawah hitam.
Soal tebal atau tipis, sebaiknya bandingkan dengan beberapa apam dari berbagai daerah lainnya.
Baca: Ini Para Juara Lomba Teuet Apam di Pidie
Seperti dilansir Tribunwow.com, Sabtu (7/4/2018), apam atau serabi, kudapan khas Indonesia dengan tekstur yang lunak dan mengenyangkan.
Apam di Indonesia memiliki beragam versi. Berikut enam jenis apam atau serabi yang ada di berbagai daerah lain di Indonesia.
1. Surabi Bandung
Surabi atau serabi Bandung memiliki tekstur yang empuk dan berpori, namun cukup mengenyangkan.
Terdapat dua jenis surabi, yaitu gurih-pedas dengan taburan oncom atau manis-legit dengan kuah kinca.
2. Serabi Solo
Berbahan dasar tepung beras, gula, garam, dan santan, serabi Solo disajikan tanpa menggunakan kuah.
Terdapat berbagai jenis serabi, yaitu original tanpa topping dan cokelat yang diberi taburan meses.
3. Serabi Jakarta
Serabi Jakarta lebih dikenal dengan nama kue ape yang terbuat dari tepung terigu, telur, dan santan.
Kue ape identik dengan dua warna yaitu hijau dan putih.
4. Serabi Bali
Serabi Bali atau laklak identik dengan bentuk bundar dan berwarna hijau.
Dengan bentuk lebih tebal dari surabi Bandung, laklak diberi kelapa parut dan siraman saus gula merah.
5. Serabi Ambarawa
Serabi Ambarawa atau dikenal dengan nama serabi kucur memiliki bentuk yang lebih tipis dari serabi lainnya.
Serabi kucur disajikan dengan kuah santan manis yang berasal dari gula jawa.
6. Serabi Minang
Serabi Minang dikenal dengan nama “pinukuik” di daerah asalnya yang berarti panekuk atau pancake.
Keunikan serabi khas Sumatra Barat ini karena terbuat dari tapai atau tape singkong yang berperan sebagai bahan pengembang alami.(*)