Akan tetapi, meski menunjukkan kadar kortisol yang berkurang, penilaian pribadi partisipan yang puasa Facebook terhadap stres tidak berkurang.
Baca: Makan Nasi Goreng Dicampur Timun, Ternyata Berbahaya
Baca: Papan Bunga #2019 Ganti Presiden Terpajang di Lapangan Merdeka Medan, Siapa yang Pasang?
Menurut Dr. Eric Vanman, hal ini "mungkin karena mereka tidak sadar bahwa stress mereka telah berkurang.”
Penelitian ini juga menunjukkan, puasa Facebook hanya mampu mengurangi stress dalam jangka waktu yang tidak lama.
Mereka yang terlalu lama meninggalkan media sosial justru berpotensi terserang depresi, karena merasa takut kehilangan kontak dengan teman.
Baca: Anang Hermansyah Bicara Dampak Dosen Impor Setelah Terbit Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing
Baca: Survei KedaiKOPI: Rizieq Shihab, Aa Gym, dan TGB Zainul Majdi Pemimpin Pilihan Umat Islam
Para peneliti mengatakan, orang lebih suka untuk istirahat sementara dari Facebook daripada menghapus akun mereka.
"Facebook telah menjadi sarana sosial penting bagi jutaan pengguna dan memang memberikan banyak manfaat," dikatakan Dr. Eric Vanman.
"Namun begitu, karena (Facebook) menyampaikan banyak informasi sosial tentang banyak orang, ini juga bisa membebani," imbuhnya.
Baca: Tiga Pintu Keude di Gandapura Bireuen Terbakar Dini Hari
Baca: Polisi Ringkus Bandar Narkoba Penyuplai Sabu ke Artis Riza Shahab, Sita Barang Bukti 0,85 Gram
Ditambahkan Dr. Vanman, "Orang cenderung berhenti sejenak karena mereka terlalu stres, lalu kembali menggunakan Facebook setiap kali mereka merasa tidak bahagia karena merasa hubungan terputus dengan teman mereka."
Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Social Psychology ini juga menunjukkan bahwa mereka yang berpuasa Facebook telah menghabiskan lebih banyak waktu untuk bertemu teman-teman mereka secara langsung.
Ini yang mungkin mengurangi jumlah hormon stres pada tubuh orang yang berpuasa Facebook. (Deutsche Welle)