"Dalam rapat tersebut akan jelas apakah benar ada peluang The Fed menaikkan suku bunga sebanyak empat kali di tahun ini atau tidak," kata Putu.
Jika benar akan terjadi kenaikan suku bunga The Fed oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve sebanyak empat kali, maka rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan.
Baca: Nilai Tukar Rupiah Masih Loyo Terhadap Dolar AS, Begini Kata Analis
Sebaliknya, bila hasil rapat FOMC menyatakan hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali maka rupiah berpotensi berbalik menguat.
Untuk jangka panjang dan dengan asumsi The Fed menaikkan suku bunga sebanyak empat kali, Putu memproyeksikan nilai tukar rupiah bisa melemah dan tembus di atas Rp 14.000 per dollar AS.
Sedangkan, bila hasil rapat The Fed memutuskan suku bunga hanya naik tiga kali, proyeksi nilai tukar rupiah di akhir tahun berada di Rp 13.600 per dollar AS-Rp 13.700 per dollar AS.
Tanpa mendapat serangan faktor eksternal seperti saat ini, menurut Putu, fundamental ekonomi Indonesia mampu membawa rupiah kembali menguat hingga akhir tahun.
Baca: Siti Aisyah Mengaku Dibayar 90 Dolar AS untuk Lakukan Adegan Penyerangan Kepada Kim Jong Nam
"Data pertumbuhan ekonomi akan dirilis 7 Mei mendatang, jika dirilis lebih tinggi dari perkiraan pemerintah, rupiah bisa menguat," kata Putu.
Apalagi dua pekan lalu, Indonesia mendapat kenaikan peringkat dari lembaga pemeringkat internasional Moody's.
"Saya rasa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali, kemungkinan tahun ini masih hanya akan naik tiga kali, terlebih saat kondisi saat ini masih spekulasi saja, belum terlihat ada data AS yang mendukung, itu yang menyebabkan rupiah bisa menguat dan target awal tahun saya tidak berubah di Rp 13.600-Rp13.700," kata Putu.(*)