* Upaya Preventif untuk Mencegah Musibah
BIREUEN – Polres Bireuen melakukan pendataan lokasi sumur minyak mentah dan penyulingan minyak tradisional yang ada di kabupaten setempat, sebagai upaya preventif mencegah terjadinya musibah seperti yang menimpa Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur pada Rabu (25/4) dinihari kemarin. Bahkan, Kapolres Bireuen, AKBP Riza Yulianto SE SH turun langsung meninjau sekaligus mendata lokasi sumur minyak mentah serta tempat penyulingan minyak tradisional di Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kamis (26/4).
Kapolres Bireuen, AKBP Riza Yulianto mengatakan, aktivitas pengambilan dan penyulingan minyak secara tradisional juga terdapat di Bireuen. Karena pengelolaannya masih secara manual, terang dia, maka harus dilakukan secara hati-hati dan komprehensif. “Untuk mencegah terjadinya musibah seperti di Aceh Timur, kita lakukan upaya preventif dengan turun langsung ke lapangan,” ujar Kapolres yang didampingi Kasat Intelkam AKP Zakiul Fuad SH, Kasubbag Humas Iptu Marzuki Oesman, Kapolsek Juli Ipda Algeri Stely, dan Kapolsubsektor Jeumpa Iptu Kasdin.
Kedatangannya ke Blang Seupeung, jelasnya, karena di tempat tersebut terdapat usaha penyulingan minyak tradisional. Setibanya di desa itu, kata AKBP Riza Yulianto, dia langsung mendatangi lokasi salah satu sumur minyak mentah milik Amar (25), warga setempat, dengan didampingi Keuchik Blang Seupeung, Yufaidir.
“Kedatangan kami ke lokasi untuk melakukan pendataan sekaligus mengontrol agar musibah seperti yang terjadi di Aceh Timur yang menelan belasan korban jiwa, mudah-mudahan tidak terjadi di Bireuen,” ungkapnya. “Kita juga data dan petakan kawasan pengambilan dan penyulingan minyak tradisional sebagai langkah pembinaan mencegah kebakaran dan timbulnya korban jiwa,” pungkas Kapolres Bireuen.
Sedangkan, Keuchik Blang Seupeung, Yufaidir menjelaskan, secara spesifik ada perbedaan antara sumur minyak di desanya dengan yang ada Aceh Timur. Sumur minyak di Blang Seupeung, paparnya, tidak menyemburkan gas, dan begitu diambil bisa langsung dipakai untuk bahan bakar mesin dompeng.
“Minyak mentah disedot dari bawah tanah pada kedalaman 60 meter di lokasi tertentu. Dalam satu hari, minyak mentah yang dikumpulkan dari satu sumur berkisar 50 liter,” ulasnya. “Minyak mentah di sini baru bisa keluar apabila disedot dengan menggunakan mesin penyedot, jika mesin mati maka minyak tidak keluar,” tukas Keuchik Yufaidir.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Bireuen, Iptu Marzuki Oesman kepada Serambi mengatakan, setelah meninjau lokasi penyulingan minyak trasional dan sumur minyak mentah di Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kapolres AKBP Riza Yulianto sebenarnya juga telah merencanakan untuk mendatangi beberapa lokasi penyulingan minyak tradisional lainnya.
Namun, karena ada kegiatan lain yang lebih mendesak, terang Iptu Marzuki, maka Kapolres belum sempat meninjau sumur minyak di Kecamatan Juli maupun Peusangan. Namun, besar kemungkinan ke depan lokasi penyulingan minyak tradisional di dua kecamatan tersebut juga akan disambangi Kapolres Bireuen.(yus)