Mertuanya itu diajak tetangganya seorang laki-laki.
Saat itu, Mak Wen pergi bersama adiknya bernama Raisa. Mereka membawa jeriken dari rumah untuk mengambil minyak yang menyembur dari perut bumi.
Raisa kepada Serambinews.com mengatakan, setibanya di lokasi sumur minyak ia dan kakaknya (Mak Wen) langsung mengambil minyak dari kolam penampungan dan dimasukkan ke dalam jerigen.
Saat itu, kata Raisa, di lokasi juga banyak warga lainnya sedang mengambil minyak.
“Setelah jerigen terisi penuh, saya ajak kakak Riana pulang tapi dia tidak mau. Kemudian saya pulang ambil jerigen lain, tapi saat hendak kembali ke sumur terdengar suara ledakan, dan terjadi kebakaran hebat,” ungkap Raisa.
Raisa selamat dari maut itu, karena pulang untuk mengambil jeriken yang lain.
(Baca: Jernang Diburu, Maut Mengintai)
(Baca: REKAMAN - Beredar Percakapan Menteri Rini Dengan Dirut PLN Diduga Bahas Fee Proyek, BUMN Membantah)
(Baca: Di Toko Online, Koin Seribu Rupiah Gambar Kelapa Sawit Dihargai Jutaan Rupiah)
(Baca: 5 Minuman Ini Terbuat dari Bahan yang Aneh, Ada dari Fermentasi Bayi Tikus)
Setelah terjadi kebakaran itu, jelas Raisa, mereka baru menemukan jenazah Riana (Mak Wen) sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu (25/4/2018) atau sekitar 13 jam sejak api berkobar.
“Jumpa jenazah mamak di Puskesmas, dengan kondisi jenazah seperti orang sujud,” jelas Roza.
Riana meninggalkan tujuh orang anak yang terdiri atas empat perempuan dan tiga laki-laki.
Informasi yang berhasil dihimpun Serambinews.com, dari warga setempat, Andhika, menyebutkan bahwa almarhumah Wahyuni dan Riana diajak oleh Irnawan (Abu Ir) untuk meleles minyak.
“Informasi yang beredar almarhum Wahyuni, dan Riana diajak oleh Abu Ir. Saat itu, Abu ir mengajak tiga orang tetangganya yaitu almarhum Wahyuni, Riana, dan Nek Dah, mereka sama-sama orang susah,” kata Andhika.
Sementara Irnawan (Abu Ir) meninggal dunia dalam perjalanan saat dirujuk ke RSUD Zainal Abidin Banda Aceh.(*)