Luar Negeri

Walaupun Paruh Waktu, Tapi Gajinya Wow, Inilah Pekerjaan Aneh di Jepang

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerjaan Aneh di Jepang

SERAMBINEWS.COM - Jepang merupakan negara yang maju. Negara ini mempunyai banyak pekerjaan dan mereka tumbuh dengan sangat pesat.

Tak jarang, banyak pekerjaan aneh bermunculan di negara ini.

Di Jepang juga banyak pekerjaa Part Time, biasannya dilakukan oleh pelajar. Walau pekerjaannya paruh waktu, gaji di negara Jepang tidak bisa dianggap remeh.

Untuk gaji per jam di Jepang mencapai lebih dari 800 yen per jam.

Bila dalam seminggu hanya bekerja 30 jam saja, maka dalam sebulan bisa menghasilkan 96 ribu yen atau sekitar Rp 12 juta per bulan!

Yuk kita lihat pekerjaan aneh di Jepang yang dilansir dari tokyofromtheinside.com:

Baca: Update Terkini Ledakan Bom di 3 Gereja Surabaya, 8 Tewas dan 38 Luka-luka

1. Narabiya

Pekerjaan Aneh di Jepang ()

Narabiya adalah freelancer yang mengkhususkan diri dalam antrean menggantikan orang lain.

Baik itu tiket konser, produk game terbaru, hingga tempat untuk piknik yang menyenangkan selama musim sakura.

Para pekerja paruh waktu ini akan dengan senang hati menukar waktu mereka untuk uang Anda.

Baca: Kebiasaan Sule di Rumah Dibongkar, Penyesalan Orangtuanya Diungkap Lina, Ada yang Sebut Nama Kajol

2. Sakura

Pekerjaan aneh di Jepang ()

Istilah sakura (サ ク ラ atau 偽 客) di sini mengacu pada seseorang yang merupakan umpan, dan bukan bunga sakura yang terkenal (桜).

Dengan keterampilan sosial atau pakaian yang relevan, seseorang dapat mendaftar sebagai 'tamu' pernikahan paruh waktu.

Para pekerja paruh waktu ini kadang-kadang diberi gelar yang lebih baik yang disebut 'pendukung keramahan' dan biasanya digunakan dalam pernikahan kecil.

Sakura tidak terbatas hanya pada pernikahan, mereka juga muncul dalam pertemuan resmi dan terkadang digunakan untuk membuat para 'pachinko' terlihat ramai.

Baca: Wanita Ini Akan Melakukan Penusukan Di Mako Brimob, Isi Surat yang Dibawa Jadi Perbincangan

Halaman
123

Berita Terkini