PKA 7

Pembukaan PKA Spektakuler

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan, Prof Muhadjir Effendy bersama Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, dan Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Amiruddin memukul beduk tanda dibukanya even empat tahunan Pekan Bebudayaan Aceh (PKA) Ke-7 di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh, Minggu (5/8/2018). SERAMBI/M ANSHAR

Dia juga menyampaikan bahwa pada tahun 2017 Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang tentang Kebudayaan untuk memajukan kebudayaan secara nasional. Menurutnya, sejak merdeka 73 tahun lalu, baru kali ini Indonesia memiliki Undang-Undang Kebudayaan. “Itu artinya pemerintah telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada kebudayaan yang kita miliki. Mulai tahun depan kegiatan kebudayaan akan memiliki anggaran tersendiri dan ada dana alokasi khusus untuk kebudayaan,” ungkap Muhadjir Effendy.

Terakhir, event PKA Ke-7 diharapkan bisa menumbuhkan semangat masyarakat Aceh untuk tetap menjaga identitas melalui kebudayaan yang dimiliki. “Ke depan dengan adanya anggaran tersendiri untuk kebudayaan, maka event seperti yang dilakukan Pemerintah Aceh ini akan leibih maksimal. Mudah-mudahan dari tahun ke tahun kebudaayan kita akan menempati posisi yang strategis, mulai penyelenggaraan maupun anggarannya. Sangat tepat apa yang kini dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh, yakni melaksanakan PKA ini,” pungkas Muhadjir Effendy.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid terpesona dengan tari guel yang dimainkan 100 penari pada pembukaan PKA VII. “Saya kagum dan terpesona. Senang sekali menontonnya. Hebat,” kata Hilmar Farid.

Secara khusus Hilmar Farid bahkan menanyakan nama penari cilik yang ikut memainkan tarian tersebut tadi malam. “Siapa nama anak itu,” tanyanya.

Dua penari cilik itu, Alvaro (5), putra dari koreografer Aga Renggali dan Kenko (6), adik bungsu Aga Renggali. “Ini bagian dari pewarisan seni leluhur,” kata T Aga Renggali tentang keikutsertaan dua bocah itu dalam pertunjukan.

Tari guel 100 penari tersebut merupakan salah satu menu spesial pembukaan PKA VII yang dibawa dari Aceh Tengah. “Saya ingin mencapai estetika yang lain dengan dibawakan 100 penari,” kata Aga. Tari guel 100 penari itu pertama sekali dipentaskan dalam rangka HUT Takengon pada 2017 silam.

Pertunjukan guel tersebut dipadukan dengan pembacaan puisi oleh pensyair Tiara dan Ine Hidayah yang melantunkan nyanyian pengiring dalam bahasa Gayo.

Pembukaan PKA VII juga disemarakkan dengan pertunjukan tari massal melibatkan 1.000 penari dan pemain teater yang menggambarkan perjalanan Aceh dan keberagaman budaya Aceh dengan delapan etnik. Pertunjukan tersebut ditata oleh koreografer Imam Juaini, naskah ditulis oleh penyair Fauzan Santa, dan musik ditangani Taufik Opay. Pertunjukan itu melibatkan puluhan sanggar di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Irwanto Rawi dari Kepulauan Riau yang khusus datang menyaksikan PKA VII merasa kagum dengan pertunjukan tari masal dan tari guel tersebut. “Benar-benar nengagumkan. Hebat Aceh,” puji Irwanti Rawi, pensyair Kepulauan Riau. (dan/fik)

Berita Terkini