Kitab Sirat al-Mustaqim ditulis dalam aksara Arab-Jawi, berisi pembahasan tentang tata cara bersuci (ţahārah), dilanjutkan dengan shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain.
Pada pameran kali ini, Cek Midi juga mengeluarkan manuskrip Mir'at Ath-Thullab.
Cek Midi menyebut Mir'at Ath-Thullab ini merupakan manuskrip terfavorit pada kalangan ilmuan fiqh kontemporer.
“Kitab ini karya emas ulama Syekh Abdurrauf As Singkili atau lebih populer dengan sebutan Tgk Chik di Syiah Kuala. Kitab ini sebagai karya agung juga, karena kitab ini adalah permintaan khusus Sultanah Ratu Safiatuddin pada era kekuasaan 1693 Masehi,” ungkap Cek Midi.
Di sebelah Rumoh Manuskrip Aceh, terdapat stan Lembaga Asyraf Aceh.
Di sini, kita bisa menemukan beragam manuskrip dan silsilah kedatangan keturunan Nabi Muhammad Saw ke Aceh.
Seorang pengunjung, Wirzaini Usman Al-Mutiarai menyebutkan Pameran Sejarah Aceh atau Aceh History Expo yang dilaksanakan di Gedung Edukasi Kompleks Meuseum Negeri Aceh ini adalah salah satu inti PKA VII.
“Semua komunitas peduli sejarah dan budaya ada di gedung ini, mereka bergabung dalam paket Aceh History Expo,” tulis Wirzaini dalam status Facebook yang menyertai sejumlah foto di lokasi tersebut.
“Anda cinta sejarah dan budaya? Atau ingin tau sejarah dan budaya Aceh? Ayo segera kunjungi Aceh History Expo. Dapatkan pengetahuannya,” ajak Wirzaini.(*)