Mantan anggota MPR/DPR RI 1992- 2004 itu menambahkan agar apa yang disampaikan Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR tersebut benar-benar terwujud, yakni pembangunan kedua bendungan Tiro dan Rukoh bukan menzhalimi tetapi untuk mensejahterakan rakyat, maka mestilah semua elemen masyarakat harus terus menerus memantau dan mengontrol setiap tahapan proses pembangunannya.
“Apa yang dikehendaki oleh firman Allah sebagimana saya diskripsikan di atas, yakni air anugerah Allah yang diturunkan- Nya dari langit itu yang kemudian dikumpul, dikelola, dikendali dan diberdayakan oleh hamba-hamba-Nya, termasuk dengan caramembuat bendungan, baik secara dan wujud yang sederhana, maupun secara moderen berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih dengan anggaran yang besar sampai sekitar Rp 3.5 triliun sebagaimana konsep Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR termasuk bendungan Tiro dan Rukoh di Kabupaten Pidie, niscayalah tanah mati/ kering menjadi lahan subur yang dapat menyuburkan tanaman yang ditanam oleh hamba-hamba Allah,” kata Ghazali.Dengan demikian jelas anggota PanitiaUrusan Legislasi Daerah (PULD) DPD RI ini, maka sekitar 18.000 hektar sawah di Kabupaten Pidie akan menjadi subur sehingga dapat memberi kemakmuran dan kesejahteraan bagi hamba-hamba Allah di Kabupaten yang memang sebagian besar mereka menopang hidup dari sektor partanian, Insya Allah. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib (taraf hidup) sesuatu kaum, sehinggalah kaum itu itu sendiri dengan sadar dan pro-aktif berusaha untuk mengubahnya” (QS, Ar-Ra’du, ayat 11)