* BNNP Resmikan Rumah Rehabilitasi
BANDA ACEH - Provinsi Aceh telah menjadi lokasi transit (tempat singgah) narkoba yang dikirim dalam jumlah besar dari berbagai tempat di luar Aceh, sebelum barang haram itu didistribusikan ke berbagai provinsi, bahkan luar negeri seperti Australia, Malaysia dan negara lainnya.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol Drs Faisal Naser MH, saat meresmikan rumah rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba di Jalan Lampoh Teuku, Dusun Abadi, Gampong Ajun Jeumpet, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Rabu (26/9). “Kondisi Aceh saat ini sudah memprihatinkan. Kami harapkan semua pihak, mari sama-sama kita peduli dan jangan pernah menganggap remeh hal ini,” tegasnya.
Ia menjelaskan selama ini jumlah narkoba yang ditangkap di Aceh, bukan lagi dalam jumlah ons. Tapi, mulai kilogram, bahkan kemungkinan telah masuk berton-ton ke Aceh. “Jangan biarkan narkoba ini masuk ke gempong-gampong dan menyerang anak-anak kita. Apa kita mau tinggalkan generasi bangsa ini dalam kehancuran akibat pengaruh narkoba? Bahkan Presiden juga sudah dengan sangat tegas mengintruksikan agar para gembong narkoba ditembak saja,” sebutnya.
Jenderal bintang satu ini mengungkapkan kondisi Aceh saat ini sudah berbeda dengan kondisi masa lalu. Aceh saat ini dalam ‘serangan’ narkoba. Karena itu, harapnya, masyarakat dan seluruh elemen bangsa tidak lagi menganggap masalah narkoba sebagai persoalan yang sepele.
“Aceh saat ini sudah gawat! Bahkan selama ini yang tertangkap, mayoritas orang Aceh, jarang kita dapat orang luar. Jadi, kalau kondisi ini terus dibiarkan, maka tunggu lah kehancuran bangsa ini. Hari ini, mungkin boleh kita lihat anak tetangga yang terpengaruh narkoba. Mungkin besok atau lusa justru anak kita yang kena,” ungkap Brigjen Faisal.
Terkait pendirian pusat rehabilitasi yang dinamakan Rumah Generasi Emas Aceh (GEMA) di Gampong Ajun Jeumpet, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Brigjen Faisal menyambut baik fasilitas itu. “Hal yang membanggakan kami, karena Dek Gam, yang menginisiasi pendiri rumah rehab ini adalah mantan pengguna yang pernah merasakan sakit karena narkoba. Ia akhirnya mampu melepaskan diri dari pengaruh dan bahaya narkoba, dengan keinginan dan usaha yang kuat sampai dia juga pernah direhab,” ungkap Kepala BNNP Aceh.
Ketua Yayasan Rumah GEMA, Zulfan Hakim alias Dek Gam, menjelaskan tujuan pendirian rumah rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba itu, untuk menyelamatkan generasi bangsa. “Selama kurang lebih 15 Tahun saya menjadi pecandu, bahkan berbagai jenis narkoba saya coba, justru hal itu membuang saya semakin terbuang, dijauhi dan jauh dari mensyukuri hidup. Bahkan saya merasakan sakit yang luar biasa serta hidup sama sekali tidak normal,” ungkapnya.
Berbagai cara pun ujarnya dia coba lakukan untuk kembali normal. Namun, pengaruh kuat narkoba, membuat dia sulit untuk menghilangkannya seketika. “Saya ingin sekali pulih, karena saya rasakan hidup ini begitu sia-sia, bahkan tidak punya arti sama sekali. Berkat dukungan keluarga dan teman-teman serta keinginan yang kuat, alhamdulillah selama setahun saya direhab. Saya juga berharap pengguna juga bisa kembali hidup normal dan pulih dari pengaruh narkoba,” pungkas Dek Gam.(mir)