OLEH MUHAMMAD ATHALLAH, Siswa SMA Negeri Unggul Aceh Timur, sedang mengikuti Pertukaran Pelajar Kennedy Lugar Youth Exchange and Study/Bina Antarbudaya, melaporkan dari Arkansas, Amerika Serikat
SAYA siswa SMA Negeri Unggul Aceh Timur yang menerima beasiswa pertukaran pelajar Kennedy Lugar-Youth Exchange and Study (KL-YES) melalui Yayasan Bina Antarbudaya dari Pemerintah Amerika Serikat selama sebelas bulan. Saat ini saya menimba ilmu di Spring Hill High School, sebuah sekolah negeri di Negara Bagian Arkansas dan tinggal bersama host family (keluarga angkat) di Hope, Arkansas. Hope ini adalah tanah kelahiran Bill Clinton yang pernah dua periode menjadi Presiden Amerika Serikat.
Saya sudah berada di Amerika sejak Agustus 2018. Selama sebulan saya di sini, banyak hal yang sudah saya pelajari, baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan sekitar. Sekolah adalah hal yang paling menarik bagi saya, karena menimbulkan kesan yang spesial.
Saya bersekolah dari hari Senin sampai Jumat setiap minggunya. Masuk sekolah pukul 08.00 pagi dan pulang sekolah pada pukul 15.10 siang tiap harinya. Karena rumah saya jauh, saya berangkat ke sekolah naik bus sekolah. Saya diantar oleh host father (ayah angkat) saya dari rumah ke tempat pemberhentian bus setiap harinya.
Di sekolah, saya tidak memiliki kelas tetap seperti di Aceh. Mengapa? Karena, di Amerika Serikat mereka menggunakan sistem moving class, di mana siswa yang harus berpindah tempat ketika adanya pergantian jam pelajaran, bukan guru yang berpindah tempat.
Siswa diwajibkan mengambil tujuh mata pelajaran dalam setahun dan setiap siswa akan mempelajari mata pelajaran yang telah mereka pilih setiap harinya. Saya mengambil Financial Planning and Wealth Management, Biology, English 3, Computer Science, US History, Journalism, dan Algebra 2.
Setiap paginya, siswa diwajibkan berdiri untuk melakukan pledge of allegiance dan moment of silence. Pledge of allegiance ini adalah ikrar kesetiaan yang dilakukan oleh setiap warga negara Amerika Serikat untuk negaranya. Adapun moment of silence adalah momen di mana setiap siswa diwajibkan untuk diam, seperti halnya hening cipta yang selalu kita lakukan setiap upacara. Namun, bedanya adalah moment of silence ini tidak diiringi instrumen atau musik apa pun. Biasanya, seorang siswa akan memandu dua kegiatan itu dari ruang tata usaha dengan loudspeaker yang tersedia di setiap kelas. Setelah itu, pengumuman-pengumuman penting akan diumumkan dan diakhiri dengan “everyone have a great day”.
Biasanya, kelas akan dimulai dengan bellwork. Bellwork adalah semacam kuis, biasanya terdiri atas dua hingga lima pertanyaan, dan berisi topik yang akan dibahas pada hari itu. Setelah lima menit pertama, bellwork akan disimpan dan baru dikumpulkan pada hari Jumat setiap minggunya.
Setelah topik materi dibahas, guru akan memberikan tugas melalui Google Classroom. Di sini, semuanya serbaelektronik dan sudah disiapkan. Siswa tak perlu lagi mencatat semua hal, kecuali hal-hal yang penting.
Di sekolah saya, setiap siswa akan dipinjamkan laptop dan buku paket (jika ada). Satu laptop hanya dipinjamkan untuk satu pelajaran dan setiap laptop tidak boleh dibawa ke luar ruangan kelas. Alhasil, saya memiliki laptop yang berbeda untuk setiap mata pelajaran.
Untuk setiap pelajaran siswa wajib membawa alat yang berbeda. Alat yang biasanya dibawa untuk tiap pelajaran adalah pensil, binder, dan kertas (antara kertas biasa atau kertas graf) atau buku tulis, dan folder. Ada beberapa pelajaran yang membutuhkan buku paket dan buku paket akan dipinjamkan, tapi setiap siswa bertanggung jawab atas bukunya sendiri.
Ada juga beberapa hal unik yang wajib saya bawa, contohnya pensil warna untuk pelajaran biologi, highlighter untuk English, dan kalkulator grafik untuk Algebra 2. Siswa jarang atau bahkan tidak memakai pulpen di sini. Untuk setiap pelajaran siswa wajib untuk selalu memakai pensil. Apabila ada siswa yang memakai pulpen biasanya akan dikenakan sanksi.
Di sekolah saya terdapat beberapa klub olahraga dan klub sekolah. Saya sendiri mengikuti tiga klub sekolah, yakni Future Business Leader of America (FBLA), Java Club, dan Book Club. FBLA sendiri adalah klub ekonomi dan bisnis yang diakui oleh pemerintah dan memiliki event berskala nasional. Java Club adalah klub yang membahas mengenai kopi dan cara membuatnya. Book Club adalah klub yang membahas mengenai buku dan karya sastra lainnya, terkadang saya memiliki sesi menganalisis film di klub ini. Ada juga beberapa siswa yang mengikuti American Football, baseball, golf, dan klub-klub olahraga lainnya.
Setelah sekolah selesai, di rumah saya mengerjakan tugas dari sekolah. Terkadang, saya mengecek nilai dan presensi kehadiran saya di internet. Sekolah saya memberikan akses kepada siswanya untuk mengecek nilai dan presensi kehadiran mereka melalui website sekolah. Cara ini memungkinkan siswa bisa memantau perkembangan mereka sendiri.
Saya sangat senang bisa mempelajari hal-hal baru di sini, contohnya sistem sekolah yang jauh berbeda dengan kita di Indonesia. Memang tampaknya lebih mudah daripada yang ada di Indonesia, namun ada beberapa keuntungan yang hanya bisa didapatkan dengan sistem sekolah yang ada di Indonesia. Contohnya, siswa di Indonesia memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mempelajari hal-hal baru dengan adanya banyak mata pelajaran yang diberikan.
Bagi saya, sistem sekolah baik di sini maupun di Indonesia sama-sama baiknya. Hanya saja, di mana-mana ada siswa yang kurang mengoptimalkan kesempatan mereka. Saya berharap reportase ini menjadi motivasi bagi para pembaca untuk selalu terbuka terhadap hal-hal baru yang mengandung nilai positif atau kebaikan. Semoga.