Juara UFC Khabib Nurmagomedov Tolak Minum Khamar & Atlet Judo Aceh Miftahul Jannah Pertahankan Hijab

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto atlet judo Indonesia asal Aceh di Asian Para Games 2018, Miftahul Jannah, dan juara UFC Khabib Nurmagomedov.

SERAMBINEWS.COM - Dalam dua hari ini, ada dua nama atlet beladiri muslim yang menjadi sorotan dunia.

Pertama adalah Khabib Nurmagomedov, atlet MMA asal Rusia yang berhasil menjadi juara UFC 229.

Khabib menumbangan lawannya, Conor McGregor pada pertandingan UFC 229 di T-Mobile Arena, di Las Vegas, Amerika Serikat pada Sabtu (6/10/2018).

Kedua, adalah atlet Judo Indonesia asal Aceh bernama Miftahul Jannah.

Mifathul Jannah adalah salah satu alet Indonesia di ajang Asian Para Games 2018 yang digelar di Jakarta.

Kedua atlet beladiri ini tengah hangat menjadi perbincangan publik.

Bedanya, pembahasan Khabib tentang kemenangan yang diraihnya di pentas dunia.

Pegulat bernama lengkap, Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov, telah membuat dunia bedecak kagum.

Dari 27 laga yang pernah dijalaninya, ia selalu mendapatkan kemanangan dan tak pernah mengalami kekalahan sekalipun.

Kemenangan yang ditorehkan Khabib pada pertandingan tersebut, menegaskan dominasinya atas gelar yang raihnya pada ajang MMA.

Khabib Nurmagomedov tampak memakai Papakha dan berdoa di berbagai kesempatan. (Instagram/@Khabib_Nurmagomedov)

Hasil UFC 229 - Khabib Nurmagomedov Kalahkan Conor McGregor, Pertandingan Berakhir Ricuh

5 Fakta Khabib Nurmagomedov, Bergulat dengan Beruang Saat Kecil hingga Bersahabat dengan Ronaldo

Khabib Nurmagomedev, Atlet MMA Muslim yang Menolak Bertanding Pada Bulan Ramadhan

Tapi soal Miftahul Jannah, yang menjadi pembicaran adalah kegagalannya bertanding karena terbentur aturan yang mengharuskan Miftah melepas jilbab, Senin (8/10/2018).

Saat itu, Miftahul Jannah dijadwalkan turun di kelas 52 kg putri blind judo dan akan menghadapi wakil Mongolia, Gantulga Oyun pada pertandingan yang berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Senin (8/10/2018) pagi.

Namun, menjelang dimulainya pertandingan, Miftahul Jannah dilarang tampil menggunakan hijab.

PEJUDO asal Aceh, Miftahul Jannah meninggalkan arena usai didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). ()

Larangan wasit itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam pertandingan judo. Alasan keselamatan yang mengharuskan setiap atlet judo bertanding tanpa penutup kepala akhirnya membuat Miftahul Jannah batal bertanding di Asian Para Games 2018.

Miftahul Jannah bersikap tegas ia tak mau melepas hijabnya, meski dicoret atau didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018.

"Saya rela dicoret, daripada harus melepaskan jilbab. Setidaknya saya sudah mampu mengendalikan diri saya agar hebat di mata Allah,” kata Miftahul Jannah.

Pertahankan Jilbab, Atlet Judo Indonesia asal Aceh Didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018

Miftahul Jannah, Atlet Judo yang Tolak Lepas Hijab Jadi Trending Topic di Twitter  

Atlet Aceh Banjir Pujian di Medsos, Didiskualifikasi di Asian Para Games Karena Tolak Lepas Jilbab

Sikap tegas Miftahul Jannah mendapat sambutan yang luar biasa dari para netizen, bahkan Miftahul Jannah menjadi trending topic di twitter.

Khabib Nurmagomedov Tolak Minum Khamar

Terkait aturan yang membuat Miftahul Jannah batal bertanding, banyak kalangan menilai panitia judo Asian Para Games 2018 diskriminatif.

Panitia diminta belajar dari kemenangan Khabib Nurmagomedov yang tidak bersedia atau menolak meminum khamar (minuman keras) saat bertanding di kancah dunia.

“Seharusnya panitia melihat dan belajar dari Khabib Nurmagomedov, yang tetap menolak tawaran minuman khamr dari duetnya Conor McGregor. Dari sini jelas, bahwa Khabib enggan meminum minuman yang diharamkan dalam ajaran Islam,” kata anggota DPRA dari Partai Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaki kepada Serambinews.com pagi ini.

Iskandar menilai, Miftahul Jannah, gadis 21 tahun yang sejak umur 3 tahun sudah tunatera itu juga menolak membuka Jilbab karena diharamkan dalam ajaran Islam.

Tapi sayang, panitia malah memberi sanksi bagi Miftahul Jannah. Sanksinya pun tak tanggung-tanggung. Ia didiskualifikasi dari ajang tersebut.

Islam sangat toleran terhadap agama manapun. Tapi ketika jilbab itu merupakan syariat yang diwajibkan bagi setiap muslimah, kenapa ini justru mendapat perlakuan yang tak adil,” demikian Iskandar Usman seraya mengak cukup terharu dan bangga atas sikap Miftahul Jannah.(*)

Berita Terkini