Melalui TMMD Melepas Belenggu Keterisoliran 

Penulis: Mahyadi
Editor: Yusmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personel TNI sedang membangun rumah milik Hamdan yang berprofesi sebagai Imam Kampung Tembolon, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah.

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Sudah hampir beberapa pekan terakhir, puluhan orang berseragam loreng terlihat seliweran di Kampung Tembolon, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah.

Mereka seakan sedang “mengepung” desa yang tergolong masih marginal di kabupaten yang baru berusia 14 tahun itu.

Tentu seragam loreng identik dengan uniform nya tentara. Ya, mereka adalah sepasukan tentara dari TNI Angkatan Darat (TNI-AD) yang sedang “menyerbu” Desa Tembolon.

Bahkan, ada sebagian dari mereka yang sampai menginap di desa itu. Keberadaan aparat negara terlatih di Desa Tembolon mengundang tanya.

Apa yang sedang mereka lakukan disana? Apakah para tentara  ini ingin menjaga keamanan Desa Tembolon, sehingga harus diterjunkan puluhan prajurit setiap hari selama beberapa pekan di kampung itu ?

Jawabannya, tentu tidak.

Pasalnya, Aceh bukan lagi daerah konflik, seperti yang terjadi belasan tahun silam. 

“Serbuan” alat negara ke Kampung Tembolon, bukanlah untuk mencari para “pengusik” keamanan negara seperti dulu.

Kini, Aceh telah damai, aman dan tentram. Jadi, apa yang sedang dilakukan para prajurit ini? Justru, kehadiran mereka untuk membangun daerah tertinggal agar bisa maju.

Muaranya, masyarakat dapat lebih sejahtera.

Baca: Satgas TMMD Berikan Materi Wasbang kepada Pelajar Sekolah Dasar

Itulah yang sedang dilakukan oleh puluhan prajurit TNI AD dari Jajaran Kodim 0106/Aceh Tengah-Bener Meriah di Kampung Tembolon.

Para tentara ini, “rela” mengganti senjatanya dengan cangkul, sekop, martil, gergaji, serta alat pertukangan lainnya demi rakyat. Yang jelas, alih profesi itu, hanya beberapa pekan saja.

Kehadiran para prajurit TNI ini, bukanlah untuk berperang melawan musuh negara.

Melainkan berperang menuntaskan permasalahan kemiskinan serta membuka akses dari cengkraman keterisoliran melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103.

TMMD ke-103 Jajaran Kodim 0106/Aceh Tengah-Bener Meriah, dilaksanakan selama 30 hari, sejak 15 Oktober hingga 13 Nopember 2018, dengan tema “TNI Manunggal Rakyat, Dalam Mewujudkan Desa Maju, Sejahtera dan Demokratis”.

“Sasaran TMMD ke-103, ada di tiga lokasi. Diantaranya di Kabupaten Bener Meriah, dan Aceh Tengah,” kata Dandim 0106/Aceh Tengah-Bener Meriah, Letkol Inf Hendry Widodo.

Desa Tembolon dan Kampung Wihni Durin, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, merupakan salah satu lokasi pelaksanaan TMMD tahun ini.

Sedangkan sasaran lainya, yaitu ada Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan dan Kampung Telege Sari, Kecamatan Jagong Jeged, Kabupaten Aceh Tengah.

Baca: Masyarakat dan Satgas TMMD Kompak Perbaiki Jembatan Penghubung di Nisam Antara

“Sasarannya ada dua, fisik dan non fisik,” lanjut Hendry Widodo.

Untuk kegiatan non fisik, berupa pengobatan massal, penyuluhan kesehatan, hukum, wawasan kebangsaan, pertanian dan penyuluhan tentang bahaya narkoba.

“Sasaran fisiknya, ada pembukaan jalan sepanjang 5.500 x 6 meter, pembuatan jembatan di tiga titik, penataan tanggul sepanjang 135 meter, normalisasi tebing sungai 2.390 meter, serta perehaban satu unit rumah tak layak huni,” rinci Dansatgas TMMD ini.  

Meski telah bekerja secara all out dengan mengerahkan segala kemampuan untuk membantu masyarakat pedesaan.

Namun, apa yang dilakukan para tentara ini, tak luput dari pengawasan internal TNI AD. Selain diawasi, kerja mereka juga dinilai.

Tujuannya, agar peran TNI membantu warga, tak jadi sia-sia, serta benar-benar memberikan manfaat.

“Menurut saya, apa yang sudah dilakukan ini, luar biasa dan terbilang sukses. Sedangkan  untuk pembukaan jalan ini, pasti terkejar sesuai dengan target,” kata Tim Wasev, Brigjen TNI Didied Pramudito SE, ketika mengunjungi pembukaan jalan sepanjang 5,5 kilometer di Kampung Tembolon menuju Kampung Wihni Durin, Kecamatan Syiah Utama, pada Rabu (31/10/2018).

Brigjen TNI Didied Pramudito didampingi Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Purmanto, Dandim 0106/Aceh Tengah-Bener Meriah, Letkol Inf Hendry Widodo dan Plt Bupati Bener Meriah, Tgk Sarkawi, ikut mengecek kondisi pembangunan sejumlah sarana yang menjadi sasaran TMMD di Kampung Tembolon.

“Harapan kita, dengan bagusnya akses jalan, ekonomi masyarakat juga bisa semakin baik,” harap Didied. 

Mengunjungi Lokasi TMMD

Rabu 31 Oktober 2018 lalu, Serambi mengikuti rombongan Tim Wasev TNI AD, mengunjungi lokasi pelaksanaan TMMD ke-103 di Kampung Tembolon, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah. Pagi itu, jarum jam menunjukan pukul 10.00 WIB.

Rombongan Tim Wasev yang dipimpin Brigjen TNI Didied Pramudito berangkat dari Pendopo Plt Bupati Bener Meriah, di Simpang Tiga Redelong.

Untuk mencapai lokasi pelaksanaan TMMD ke-103 di Kampung Tembolon, Kecamatan Syiah Utama, membutuhkan waktu perjalanan hampir satu jam dengan kondisi jalan menurun dan berliku-liku.

Dalam perjalanan menuju desa itu, kita akan disuguhi pemandangan hamparan kebun kopi, bentangan pohon damar serta rimba yang menghijau.

Setibanya di Kampung Tembolon, warga terlihat telah bersiap menunggu kehadiran petinggi TNI ini.

Belasan murid SD berseragam putih merah, berbaris di dua sisi jalan menyambut kedatangan Tim Wasev. Acara penyambutan berlangsung sederhana.

Para tamu di pesejuk serta dikalungi bunga bougenvile yang telah dijalin di seutas benang.

Tak jauh dari lokasi penyambutan, ada belasan tentara berseragam sedang sibuk membangun rumah semi permanen.

Baca: Bupati Aceh Besar Buka TMMD Ke 101 di Gampong Aneuk Glee

Suara ketukan martil dari arah rumah yang sedang dikerjakan mengiringi langkah rombongan Tim Wasev menuju lokasi pertemuan dengan warga di Masjid Sabillul Mustaqim di Kampung Tembolon.  

Di dalam masjid, Brigjen TNI Didied Pramudito bercengkarama bersama warga, sembari menyerahkan bantuan sarana ibadah serta peralatan olahraga kepada pemuda setempat.

Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke lokasi pembukaan ruas jalan dari Kampung Tembolon menuju Desa Wihni Durin, sepanjang 5,5 kilometer.

Setelah memastikan, pengerjaan TMMD ke-103 berjalan lancar, rombongan Tim Wasev TNI AD, kembali ke Pendopo Plt Bupati Bener Meriah di Simpang Tiga Redelong.

“Jalan ini, sudah tembus ke Kampung Wihni Durin. Hanya saja tinggal merapikan badan jalan, agar bisa dilalui kendaraan,” kata Didied Pramudito sesaat sebelum kembali Simpang Tiga Redelong.   

Mengurangi jarak tempuh

Kampung Wihni Durin, Kecamatan Syiah Utama, merupakan desa pelosok serta salah satu kawasan tertinggal di Kabupaten Bener Meriah.

Ada sekitar 150 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di desa itu. Kampung tersebut, berada di lembah perbukitan serta dipagari oleh hutan yang sebagian masih belantara. 

Disana, masyarakatnya bertani tanaman muda, berkebun pinang, coklat, durian, dan ada juga lahan kebun kopi Arabika. Sebelum adanya program TMMD ke-103, akses menuju desa itu, masih sulit dilalui.

Jarak tempuh dari Kampung Tembolon menuju Desa Wihni Durin, sekitar 15 kilometer dengan kondisi jalan memprihatinkan.

Apalagi di musim hujan. Jalan yang panjangnya hanya 15 kilometer, tetapi membutuhkan waktu tempuh hingga berjam-jam.

Tak jarang, warga harus bermalam di tengah jalan karena sulitnya akses menuju Kampung Wihni Durin ketika itu.

Baca: Tim Mabes TNI AD Tinjau Pembukaan Jalan TMMD di Jabal Antara

Dampak lain, biaya pengangkutan hasil bumi menjadi lebih mahal.     

Namun dengan hadirnya program TMMD ke-103 yang dilaksanakan oleh Kodim 0106/Aceh Tengah-Bener Meriah, seakan melepas belenggu keterisoliran masyarakat di Kampung Wihni Durin.

Alasanya, prajurit TNI telah membuka jalan baru dari Kampung Tembolon dengan jarak yang lebih singkat sekitar 5,5 kilometer.

Sebelumnya, warga disana melewati jalan berlumpur serta berkubang sejauh 15 kilometer dari Kampung Tembolon ke Desa Wihni Durin.

Kini hanya sekitar 5,5 kilometer.

“Sejak jalan baru ini dibuka, akses kami mulai gampang karena jarak tempuhnya mulai dekat. Hampir  10 kilometer terpotong dari jalan lama,” kata Imam Kampung Wihni Durin, Samin.

Dia menambahkan, ruas jalan yang dibuka prajurit TNI melalui program TMMD, sangat bermanfaat bagi warga di desa itu. Apalagi, untuk kebutuhan sehari-hari, warga di Kampung Wihni Durin, berbelanja ke Pondok Baru, Kecamatan Bandar.

“Kalaupun belum diaspal, tapi alhamdullilah, aksesnya sudah mulai lancar,” kata Samin.

Membangun rumah layak huni

Siang itu, waktu sudah menunjukan pukul 12.30 WIB. Beberapa personel TNI yang tadinya sibuk, memasang dinding pada rumah semi permanen di Desa Tembolon, menghentikan aktivitasnya seiring dengan menggemanya suara azan dzuhur.

Mereka bergegas menuju belakang Masjid Sabillul Mustaqim untuk berwudhu.

Sembari mengantre mengambil wudhu, sebagian anggota TNI, terlihat mengibas-ngibas seragam lorengnya dari debu yang melekat.

Mereka memastikan, pakaian yang membalut tubuhnya harus bersih, ketika menjalankan ibadah shalat. Meski terlihat ada rasa lelah, namun mereka tetap khusyuk ketika menjalankan ibadah bersama warga di Kampung Tembolon.

Usai menjalankan ibadah shalat dzuhur, para personel TNI ini, sejenak melepaskan lelah sembari menikmati makan siang bersama warga.

Tak banyak waktu untuk istirahat, setengah jam berselang mereka kembali memegang martil, gergaji, dan meteran untuk menyelesaikan satu unit rumah warga kurang mampu di Kampung Tembolon.

Rumah yang dibangun oleh prajurit TNI ini, merupakan milik Hamdan yang berprofesi sebagai Imam Kampung Tembolon.

Hamdan merupakan salah satu warga kurang mampu di desa itu. Selama lima tahun terakhir, ayah dua anak ini, menetap di rumah yang tidak layak huni.   

Sebelah dinding rumahnya, menempel di dinding beton milik tetangga. Sedangkan dinding belakang, terbuat dari tepas yang terlihat mulai jarang dan bolong-bolong.

Di dalam rumah berukuran 5 x 6 meter itu, tidak terlihat adanya sekat. Antara ruang tamu, kamar tidur, serta dapur menjadi satu.

“Beginilah kondisi rumah kami. Sudah lima tahun kami tinggal disini,” kata Hamdan.

Keseharian Hamdan bekerja sebagai petani, dan menjadi Imam Kampung Tembolon. Pria berkulit gelap ini, selain kurang beruntung secara ekonomi, juga memiliki keterbatasan fisik.

Tangan sebelah kirinya putus hampir sampai ke bagian siku.

“Ini bukan cacat bawaan lahir, tetapi akibat konflik di tahun 2001,” tutur Hamdan.

Alumni Pesantren Darul Sa’adah, Bener Kelipah, Kabupaten Bener Meriah ini, harus merelakan tangan kirinya hilang. Ketika itu, ia menemukan bom rakitan dalam sebuah botol saat dalam perjalan mengambil air.

Ketika itu jarak dari pesantren menuju sumber air sejauh 150 meter.

“Botol tersebut, kondisinya setengah tertanam di dalam tanah. Saya nggak tahu kalau benda itu bom. Ketika saya ambil langsung meledak. Tangan kiri saya putus. Bahkan jari-jarinya tidak jumpa sampai sekarang,” kenangnya. 

Cacat yang diderita oleh Hamdan, membuat geraknya mulai terbatas. Aktivitasnya lebih banyak menggunakan tangan sebelah kanan yang masih utuh.

Meski begitu, Hamdan tak pernah putus asa. Ia tetap berusaha sebagai seorang petani.

Menggarap sawah, membersihkan ladang menjadi keseharian Hamdan. Hanya saja, keberuntungan dari sisi ekonomi belum memihak.   

Cerita itu, merupakan bagian dari pengalaman pahit yang dialami oleh Hamdan. Namun kini, ia dan keluarganya mulai bisa tersenyum.

Baca: Tim Wasev Tinjau TMMD Kodim Aceh Barat

Sebentar lagi, mereka akan meninggalkan “istana gubuknya” untuk mendiami rumah baru yang dibangun oleh TNI AD.

“Alhamdulillah pak, kami bersyukur dan banyak berterima kasih kepada TNI yang sudah membangun rumah kami,” sebut Hamdan.

Pembangunan rumah untuk warga miskin itu, dilakukan secara gotong royong oleh belasan anggota TNI. Beberapa masyarakat setempat, juga ikut bahu membahu, berbaur dengan para tentara untuk mempercepat penyelesain rumah milik Hamdan.

Begitulah, gambaran perjuangan sejumlah personel TNI AD dari Jajaran Kodim 0106/Aceh Tengah-Bener Meriah, dalam membantu meringankan beban rakyat.  

Apa telah yang dilakukan para tentara ini, merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Bersama rakyat, TNI kuat.

Begitulah, sebaris slogan dari institusi penjaga negeri ini.

Tugas TNI, bukan hanya untuk berperang, tetapi juga ikut berperan dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat. (Mahyadi)

Berita Terkini