Kerap Berbaur dengan Warga Lokal, Kelompok Bersenjata OPM di Papua Sulit Diidentifikasi

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Kelompok Egianus Kogoya di Puncak Gunung Papua

Disebutkan, kelompok bersenjata itu kemudian juga menyerang sebuah pos tentara dan menewaskan seorang prajurit.

Berapa korban sebenarnya?

Awalnya disebutkan sebanyak 31 orang tewas. Itu berdasarkan laporan awal dari pendeta Wilhelmus Kogoya dari gereja distrik Yigi.

Ini jumlah yang disebut dalam pernyataan awal berbagai pihak berwenang: polisi, Kodam Cendrawasih, hingga Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Namun dalam perkembangannya, polisi dan tentara menyebut, yang sudah dipastikan tewas adalah 20 orang, terdiri dari 19 karyawan, dan satu tentara.

"Itu berdasarkan penuturan dan kesaksian Johny Aritonang, korban yang berhasil melarikan diri," kata Kapendam Cendrawasih Muhammad Aidi.

Adapun angka 31 tewas, kata Muhammad Aidi, berdasarkan kabar pertama melalui radio dari seorang pendeta, yang masih belum bisa diklarifikasi lebih jauh.

Betapa pun, angka 31 korban tewas pun belum diralat secara pasti, karena medan yang begitu sulit di Nduga, membuat verifikasi berjalan lambat dan pelik.

Siapa pelakunya?

Aparat menyebut pelakunya adalah sebuah kelompok pimpinan Egianus Kogoya, yang merupakan sempalan dari kelompok Kelly Kwalik, komandan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tewas dalam penyergapan pada 2009.

Kapolri Tito Karnavian menyebut, kelompok pimpinan Egianus Kogoya itu berkekuatan sekitar 50 orang, dengan sekitar 20 pucuk senjata api. Kendati menurut keterangan TNI sebelumnya, mereka dibantu lebih dari 200 warga sipil.

Sebelum secara spesifik menyebut Egianus Kogoya, aparat menyebut para pelaku adalah Kelompok Kriminal Bersenjata, yang mereka istilahkan KKB.

Sejauh ini belum ada pernyataan apa pun dari Egianus Kagoya, dan ia tak diketahui keberadaannya.

Di sisi lain, ada pula Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat yang mengaku bahwa mereka berada di balik serangan itu.

Dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, ia mengaku bahwa mereka adalah pelaku serangan yang membunuh para pekerja konstruksi proyek jembatan di Nduga karena bagi OPM, sebagian besar pekerja adalah anggota TNI, yang dianggap musuh oleh OPM.

Halaman
1234

Berita Terkini