Simbol warna tersebut disatukan dengan cara dijahit menjadi tabir yang menutup dinding.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Acara adat istiadat di Kabupaten Aceh Singkil, selalu menonjolkan lima simbol warna.
Masing-masing warna kuning, putih, hijau, merah dan hitam.
Simbol warna tersebut disatukan dengan cara dijahit menjadi tabir yang menutup dinding.
Ada juga yang tetap berupa selembar kain untuk dibungkuskan ke tiang.
Ketika ada warna tertentu di tiang dalam acara adat jangan sembarangan duduk.
Sebab warna menunjukan siapa yang boleh duduk di dekatnya.
Baca juga: VIDEO Kisah Korban Serangan Buaya di Aceh Singkil, Mengais Nafkah dengan Tangan tak Sempurna
Pemasangan lima warna itu biasa dilakukan dalam pesta pernikahan, khitanan serta peringatan hari besar Islam dan hari besar nasional di Kabupaten Aceh Singkil.
Belakangan simbol warna adat istiadat Singkil, itu digunakan sebagai cat rumah, perkantoran bahkan oprit jembatan Kilangan-Kayu Menang yang merupakan jembatan terpanjang di Aceh.
Kemudian pakaian motif khas Singkil serta pernak pernik khas Singkil lainnya.
Lima warna khas Singkil itu mengandung makna dan filosofis.
Serambinews.com, secara khusus pernah meminta Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Zakirun Pohan, menjelaskan arti lima warna yang jadi ciri khas daerah itu.
Berikut makna dan filosofi dari lima warna khas Singkil.
Baca juga: Pangkas Biaya Pengangkutan Sawit, Irdam IM Cek Kualitas Jembatan TMMD di Aceh Singkil
Menurut Zakirun, warna kuning melambangkan kedudukan tertinggi, yakni pimpinan.