Kisah Kesetiaan Seorang Anak di Abdya yang Merawat Ayahnya Menderita Parkinson

Penulis: Rahmat Saputra
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah seorang perawat Puskesmas Susoh berdialog dengan penderita parkinson, Thaleb dan anaknya, Selasa (11/12/2018) siang di Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya).

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah yang dirasakan oleh Thaleb Hasmi (53) warga Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya).

Sejak tiga tahun terakhir, ia harus berjuang melawan rasa sakit stroke ringan atau parkinson (gangguan sistem saraf).

Siapa sangka, akibat penyakit yang dialaminya itu, sang istri yang sudah belasan tahun mendampingi hidupnya, kini pun pergi meninggalkan dirinya, yang sempat terbaring kaku di tempat tidur tersebut.

Kabarnya, sang istri yang berprofesi sebagai guru itu, tinggal di salah satu Kuala Batee bersama anak sulung dan bungsu.

Baca: Enam Pelaku Judi Online Dicambuk di Halaman Masjid Agung Darusshalihin Idi Rayeuk

Baca: Habib Bahar bin Smith Ungkap Perlakuan Penyidik: Jadi Tersangka karena Kemungkinan Desakan

Namun, hidup Thaleb tak sendiri. Ia masih dikarunia anak, yang sangat setia merawat sang ayah. Sejak tiga tahun silam itu pula, mereka hidup berdua dengan penuh perjuangan dan pengorbanan.

Ya, itulah Firnadi Iqbal Firdausi (15), anak kedua dari tiga bersaudara itu yang selama ini merawat hingga menafkahi sang ayah.

Meski masih duduk di bangku kelas 3 SMP, tak membuat semangat Iqbal patah arang menjadi tulang punggung ayahnya.

Saban hari, sebelum pergi sekolah, Iqbal harus melawan rasa kantuk dan malasnya untuk mengais rizki ke pesisir pantai yang berjarak sekira empat ratusan meter dari tempat tinggal mereka.

Hal itu dia lakukan dengan harapan agar sang ayah cepat sembuh, dan bisa bertahan hidup.

Kerja kerasnya itu, tak semua menghasilkan uang dan pundi uang. Kadang ia bekerja harus dibalas dengan ikan hasil tangkapan nelayan yang dibantunya, tak sedikit pula ia pulang dengan tangan kosong.

Baca: VIRAL VIDEO - Seorang Biduan Gendong Pengantin Pria di Pelaminan, Lihat Reaksi Sang Istri

Baca: Kisah Pembebasan 6 Personel TNI di Irian Barat, Seminggu Dikepung Kelompok Separatis

"Kadang ada dikasih (uang), kadang dikasih ikan dan uang, ada ikan saja, ada juga yang gak dikasih apa-apa, tergantung rezeki boat," ujar Iqbal terbata-bata saat ditemui Serambinews.com bersama seorang perawat Puskesmas Susoh di rumahnya, Selasa (11/12/2018).

Meski begitu, Iqbal mengaku tak sedih, apalagi kecewa dengan nasib pahit yang dialaminya itu.

"Alhamdulillah, jika besoknya saya bantu lagi, kalau ada rezeki boat, pasti dikasih lebih untuk saya, pokoknya cukup untuk beli beras dan makan," sebutnya.

Dalam kesempatan itu dengan meneteskan air mata, Taleb mengaku sedih, apalagi dengan kondisinya yang tidak bisa kerja dan menafkahi hidup anaknya tersebut.

"Gak tentu lagi saya ni, jalan saja pusing. Entahlah nak, gimanalah nasib ayah ni nak," ungkap Taleb sedih dengan cucuran air mata yang membasahi pipinya.

Ia menyebutkan, sakit yang dialaminya itu berawal saat memakan kue lebaran di salah satu rumah saudaranya.

Entah karena ia makan kue terlalu banyak, katanya, keesokan harinya, ia meresakan tak enak perut, diare hingga keluar darah saat buang air besar. Sejak itulah, ia tak bisa bangun dari tempat tidurnya dan dinyatakan sakit stroke ringan atau parkinson.

"Sejak makan kue itulah, awal mulanya. Kuenya, lupa saya kue apa, pokoknya pulang dari lebaran Itulah, sekitar tiga tahun lalu," sebut mantan pekerja di salah satu BUMN tersebut.

Setiap minggu, Thaleb atau Iqbal harus datang ke Puskesmas untuk mengambil obat sang ayah.

Ia berharap bisa sembuh, sehingga bisa membantu anaknya yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMK.

"Ingin sekali sembuh, kasian kali anak saya, dia harus berjuang sendiri," sebutnya kembali menetaskan air.

Karena, sambungnya, anak keduanya itu sangat kecewa dengan ibunya yang tidak mau tinggal bersama mereka. Padahal, tempat kerja sang istri dengan tempat tinggal mereka hanya berjarak lebih kurang 1 Km.

"Memang, iqbal gak mau jumpa bang, biar situ dia," cetus Iqbal dengan nada keras.

Bahkan, Iqbal mengaku sejak beberapa tahun terakhir ia belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, untuk dirinya maupun sang ayah.

"Sekali ada di sekolah, ntah dari Bank Syariah, lupa. Itu yang ada sekali, sampai sekarang gak ada, mungkin karena dilihat KK mamak PNS mungkin, makanya gak dapat," kenangnya.

Salah seorang perawat Puskesmas Susoh, T Isbal Fitriady kepada Serambinews.com mengatakan bahwa kondisi Thaleb sudah mulai membaik, terlebih beliau rutin mengkonsumsi obat.

"Alhamdulillah, beliau rutin minum obat. Kalau enggak, kita khawatir kambuh lagi, jalan pun sudah bisa, meskipun pakai tongkat. Tapi sudah lumayan," ujar salah seorang perawat Puskesmas Susoh, T Isbal Fitriady. (*)

Berita Terkini