Ternyata, dosen mengaku minggu lalu mengisi mata kuliah evapro dengan mahasiswa yang diampunya.
Padahal, mahasiswa yang diampunya hanya dua kelas dan jam kuliahnya berkesinambungan.
Jika kelas pertama kosong, maka kelas berikutnya juga pasti kosong.
Sementara dosen mengatakan bahwa ia tetap mengajar seperti biasa.
Ketika pada akhirnya masuk kelas pada 12 Desember 2018 lalu, sang dosen pun menceritakan kejadian yang ia alami.
Ia bercerita bahwa pada hari Kamis (6/12), ia berangkat dari rumahnya di Sragen untuk mengajar seperti biasa.
Di tengah jalan, ia menjumpai kecelakaan.
Baca: Alami Kebocoran Tangki, Satu Ton Cokelat Banjiri Jalanan Sebuah Kota di Jerman
Namun, dosen ini tidak berhenti, ia melanjutkan perjalanan.
Lama kelamaan, ia merasakan ada yang berbeda dari jalan yang dilewatinya.
Meski merasakan ada yang berbeda, Wahyudi tetap melanjutkan perjalanan ke kampus.
Setelah sampai di 'kampus', ia mengajar seperti biasa.
Namun, perilaku mahasiswa dinilainya tak seperti biasanya.
Para mahasiswa rata-rata lebih aktif dari biasanya.
Ketika dosen mengajukan pertanyaan, mereka pun mengangkat tangan serentak.
Anehnya, muka mereka datar tanpa ekspresi.
Baca: Fakta-fakta Terbaru Mendiang Eril Dardak, dari Kiprah hingga Kronologi Kematiannya