Dokter dan Guru di Sudan Serukan Mogok Massal, Protes Ekonomi yang Terus Memburuk

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta Negara Sudan

SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM - Para dokter dan guru sekolah Sudan pada hari Minggu (20/1/2019), menyerukan aksi mogok massal, untuk mendukung aksi protes atas kesengsaraan ekonomi kronis di negara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Komite Guru mendesak semua guru di Sudan untuk bergabung dalam aksi solidaritas dengan demonstrasi anti-pemerintah.

"Kami menyerukan guru sekolah di seluruh Sudan untuk bergabung dengan pemberontakan Sudan dengan tidak pergi ke pekerjaan mereka," kata Komite Guru, seperti dilansir Kantor Berita Turki, Anadolu Agency.

“Kami juga memprotes situasi buruk kami sebagai guru, kondisi sekolah yang menyedihkan dan kurangnya subsidi untuk pendidikan,” tambahnya.

Komite Sentral Dokter Sudan juga meminta anggotanya untuk meninggalkan pekerjaan mereka, sebagai protes atas pembunuhan seorang dokter Kamis lalu, serta serangan berulang-ulang terhadap rumah sakit.

"Hari ini kami melawan, karena situasinya telah mencapai titik kritis," kata komite dalam sebuah pernyataan.

"Situasinya menyedihkan," katanya. "Dokter telah diserang dan rumah sakit diserang."

Baca: Sudan Kaya Tambang Emas, Namun Anak-anak Hidup Sengsara dan Terpaksa Jadi Mesin Keruk

Pada hari Kamis, seorang dokter medis tewas ketika menyelamatkan para demonstran di Khartoum ketika pasukan keamanan menggunakan peluru tajam untuk membubarkan para demonstran.

Sejak pertengahan Desember, Sudan telah diguncang oleh demonstrasi massa di beberapa bagian negara itu.

Para pengunjuk rasa menyalahkan Presiden Omar al-Bashir dan Partai Kongres Nasional yang berkuasa atas kegagalan mereka untuk memperbaiki kesengsaraan ekonomi kronis negara dan menyerukan pengunduran diri al-Bashir.

Pada hari Minggu, Serikat Profesi Independen, yang memimpin protes anti-pemerintah, menyerukan unjuk rasa baru di kota Omdurman untuk mengajukan petisi kepada parlemen yang meminta al-Bashir untuk mundur.

"Pawai kami akan berlanjut hari ini dari Omdurman untuk menyerahkan petisi ke parlemen," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kami kembali memperingatkan pihak berwenang untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai."

Baca: Ini 5 Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia Masuk Daftar Universitas Terbaik di Negara Berkembang

Baca: Tidak Paham Bahasa yang Dikatakan Dokter, Pria Ini Tidak Pernah Mengetahui Sakitnya

Menurut pernyataan pemerintah, lebih dari 20 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan, sejak protes dimulai dengan sungguh-sungguh satu bulan lalu.

Kelompok oposisi, menyatakan korban tewas mendekati 40 orang.

Halaman
12

Berita Terkini