Dalam pengumuman itu disampaikan akan menyaksikan ada yang mau bersyahadat dipimpin oleh tuan imam.
Sang calon muallaf ditanya apakah dirinya masuk Islam tanpa ada paksaan, lalu sanggup tanda tangan di atas materai Rp 6 ribu.
Baca: Bolehkah Mencampur Mazhab? Ini Penjelasan Ustad Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad
Setelah dijawab masuk Islam karena Allah. Dia pun bersyahadat.
"Itu baru bersyahadat. Kalau anak bayi kecil Islam, kapan dia bersyahadat? Kapan dia bersyahdat? Bapak kapan terakhir bersyahadat?," kata Ustadz Abdul Somad.
"Tadi," kata Ustadz Abdul Somad seraya membacakan doa tasyahud.
Saat sampai di kalimat syahadat, Ustadz Abdul Somad mengangkat jari telunjuknya.
"Bersyahadat tu begini, bukan begini," kata Ustadz Abdul Somad menunjukkan jari telunjuk dan jempolnya.
Hal itu sontak membuat jemaah tertawa. Pekik takbir kemudian terdengar.
"Banyak orang sekarang bawa-bawa politik ke Salat. Saya mau meluruskan. Saya mau meluruskan ini. Jangan dipotong videonya nanti," kata Ustadz Abdul Somad.
Baca: Ustadz Abdul Somad Ungkap Cara Atasi Takut, Ingatkan Pula 11 Pintu Setan Rasuki Manusia
"Jangan dikacaukan kajian saya. Tolong jangan dikacaukan kajian saya. Saya bukan orang politik, saya bukan orang partai, saya bukan orang ormas. Saya murni hanya dai saja," tegasnya.
Ustadz Abdul Somad meminta dirinya jangan diseret-seret kemana-mana. "Janji?," kata Ustadz Abdul Somad ke jemaah.
Ustadz Abdul Somad kembali menjelaskan soal anak yang lahir dalam keadaan Islam. Dimana dia bersyahadat?
"Bersyahadatnya bukan di waiting room itu mas. Bersyahadatnya bukan dalam kandungan. Bersyahadatnya dimana?," ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Sebelum ada kuku, sebelum ada bulu, sebelum ada kulit, sebelum ada daging," katanya.
Berikut videonya:
Ustadz Abdul Somad atau biasa disapa UAS bercerita panjang tentang pemimpin negeri yang fasih ketika menjadi imam salat.
Pemimpin jadi imam salat maghrib itu, kata Ustaz Abdul Somad atau UAS, adalah contoh pemimpin yang baik.
Selain mampu menjadi seorang umaro (pemimpin pemerintahan), kata Ustaz Abdul Somad, pemimpin tersebut juga seorang ulama (berilmu agama).
"Beliau menjadi imam shalat. Shalat yang berbunyi, shalat maghrib. Bacaannya fasih. Dia Umara' yang ulama," tulis Abdul Somad di akun instagramnya, kemarin.
Abdul Somad mengatakan, pemimpin seperti itu ternyata juga tidak sombong dan rendah hati. Dia mau menelepon dirinya usai memberikan ceramah di satu tempat.
Kalau memberi sambutan, kata UAS, pemimpin tersebut selalu merangkul, tidak memukul, mengajak semua membangun Kampar, baik yang memilih beliau maupun tidak.
"Mengajak tanpa mengejek. Menyinggung, tapi orang tersanjung," ujar Abdul Somad ketika menceritakan sosok umaro yang ulama.
Dia adalah Bupati Kampar H. Azis Zaenal, SH, MM yang meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Kamis 27 Desember 2018.
Almarhum yang lahir tahun 1950 kemudian diterbangkan ke Pekanbaru, lalu dimakamkan di kampung halamannya di Desa Kuapan Kecamatan Tambang, Kampar.
UAS menceritakan sosok Azis Zainal sangat lengkap dan membuat sejumlah netizen (warganet) terharu.
(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Ustadz Abdul Somad Diusir Pejabat saat Makan Malam, Dia Bahas Adab Makan